Semoga melalui media digital personal website yang sangat sederhana ini, tali silaturahmi dan pertemanan yang terputus dapat tersambung kembali dan mengakrabkan kita, sebab hidup dgn ilmu akan lebih mudah, hidup dgn seni akan lebih indah & hidup dgn iman pasti akan terarah.

Masukan yang bersifat membangun dapat dikirimkan melalui email : bagyoesx@gmail.com atau bagyo_27061965@yahoo.co.id atau SMS/Kontak HP 08159552196

29 November 2007

Judenstrasse 1773

Judenstrasse atau Jalan Yahudi merupakan nama sebuah jalan yang cukup dikenal di Frankfurt, Bavaria (sekarang Jerman), hingga saat ini. Di salah satu sudutnya, berdiri sebuah rumah besar dengan sebuah tameng merah di atas pintu utamanya. Tameng merah (Redshield) dalam bahasa Jerman disebut Rosthchild. Inilah nama sebuah dinasti yang sangat terkenal dan berpengaruh di Eropa di abad ke-18 hingga mendunia sampai sekarang. Di tempat inilah, pada tahun 1773, tiga tahun sebelum delapan tokoh Mason AS menandatangani piagam Deklarasi Kemerdekaan Amerika, Sir Meyer Amschel Rosthchild atau yang bergelar Rostchild I mengundang 12 keluarga terkemuka Yahudi dunia lainnya. Dalam pertemuan itu, di hadapan tokoh-tokoh Yahudi lainnya, Rosthchild I mengkritik jalannya revolusi Inggris yang dinilainya berjalan lambat dan tidak efektif. Rosthchild I mengutarakan tekadnya untuk membentuk satu organisasi "para komando" yang kecil dan sangat efektif, yang berada di luar struktur Freemasonry, guna mempersiapkan Revolusi Perancis lewat satu agen Freemasonry bernama Robespierre. Organisasi para komando itu dinamakan Illummaty dan dipimpin oleh seorang mantan Jesuit, canon-law doctor, bernama Adam Weishaupt. Selain membentuk Illummaty (Illuminatrix, Yang Tercerahkan), Rosthchild I juga membacakan sebuah dokumen bensi 25 langkah penguasaan Eropa dan juga dunia secara keseluruhan. Seluruh yang hadir terkaget-kaget mendengar paparan Rosthchild I yang belum pernah didengarnya dari mana pun. Dokumen inilah cetak biru awal dan Protokol of Zions, sebuah dokumen rahasia yang disahkan menjadi agenda bersama gerakan Zionisme Internasional dalam Kongres Zionis Internasional 1 di Bassel, Swiss (1897).
.
Awal Ghauzwul Fikri.
Apa yang dipaparkan Rosthchild I dalam pertemuan di Judenstrasse (1773) merupakan awal dari strategi licik bernama Perang Pemikiran dan Perang Budaya (Ghazwul al-Fikr). Perang ini tidak menggunakan mesiu, bom, atau pun senjata yang mematikan, tidak pula membunuh atau berdarah-darah, tetapi hasilnya kadangkala lebih efektif ketimbang peperangan sesungguhnya.
Perang Pemikiran dan Perang Budaya mengggunakan senjata media massa dan industri hiburan. Tujuannya secara sederhana bisa dirumuskan sebagai berikut: "Anda bebas menjadi siapa saja, Anda bebas menyatakan diri sebagai Muslim, Kristiani, atau apa pun, asal pemkiran Anda dan segala hal yang Anda lakukan tidak bertentangan dengan keinginan Kami atau minimal tidak ikut campur dengan urusan Kami."
Jadi, jika Anda seorang Muslim, maka jadilah Muslim yang berbaik-baik dengan Zionis. }ika Anda Kristiani, maka jadilah seorang Kristiani yang berbaik sangka terhadap kaum Zionis. Jika Anda Budha, Hindu, dan lain sebagainya, janganlah curiga dengan kaum Zionis. Lebih bagus lagi jika Anda semua mendukung cita-cita Kami secara aktif. Demikian tujuan mereka.
Strategi kaum Zionis Internasional (International Jews, kata Henry Ford) yang oleh sejarawan Barat juga dikenal dengan sebutan "The Conspiracies", juga dengan baik terekam di dalam surat jawaban Rabi Tertinggi Konstantinopel, yang pada tahun 1489 menerima pengaduan Rabi Shamur yang mewakili komunitas Yahudi Perancis Selatan yang ditindas oleh raja dan warga setempat yang beragama Katolik. Dalam suratnya, Rabi Shamur meminta nasehat dan masukan berkenaan dengan situasi dan kondisi yang dialami komunitas Yahudi di Perancis yang terus-menerus ditindas Gereja dan Kerajaan. Shamur memaparkan bagaimana orang-orang Kristen Perancis yang tinggal di Aries, Aix, dan Marseilles mengancam sinagog-sinagog mereka. Dalam surat jawaban Rabi Tertinggi di Konstantinopel tertanggal 24 Juli 1489 yang kalimat per-kalimatnya menjadi begitu rerkenal karena dengan lugas mencerminkan strategi kaum Yahudi menundukkan Gereja dan juga Dunia disebutkan: "Saudara-saudara, dengan rasa sedih pengaduan kalian kami pelajari. Derita nasib buruk yang kalian alami membuat kami ikut bersedih. Kalian mengadukan, bahwa Raja Perancis telah memaksa kalian memeluk agama Nasrani. Kalian sulit menentang perintah paksaan itu. Maka masuklah agama Nasrani. Tetapi harus diingat, bahwa ajaran Musa harus tetap kalian pegang erat-erat dalam hati sanubari. Umat Kristen memerintahkan supaya kalian menyerahkan harta benda kalian. Laksanakanlah. Selanjutnya didiklah putera-putera kalian menjadi pedagang dan pengusaha yang tangguh, agar pelan-pelan bisa merebut kembali harta benda itu dan tangan mereka. Kalian juga melaporkan, bahwa mereka mengancam keselamatan hidup kalian. Maka binalah putera-puteri kalian menjadi dokter, agar bisa membunuh orang-orang Kristen secara rahasia. Mereka menghancurkan tempat peribadatan kalian. Maka, didiklah putera dan puteri kalian untuk menjadi pendeta, agar bisa menghancurkan gereja mereka dari dalam. Mereka menindas dengan melanggar hak dan nilai kemanusiaan. Maka didiklah putera-puteri kalian sebagai agen-agen propaganda dan penulis, agar bisa menyelusup ke berbagai jajaran pemerintahan. Dengan demikian, kalian akan bisa menundukkan orang Kristen dengan cengekraman kuku-kuku kekuasaan internasional yang kalian kendalikan dari balik layar. Ini berarti pelampiasan dendam kesumat kalian terhadap mereka".
Sejak itu, dengan rapi kaum Yahudi menjalankan strateginya dengan amat hati-hati, hingga tidak sampai 300 tahun kemudian Rosthchild dengan berani mencanangkan 25 butir penguasaan dunia. Salah satunya lewat penciptaan industri opini dan trend dunia seperti Hollywood yang sekarang kita kenal.(Rz)
.
(Sumber : Majalah Eramuslim Digest Edisi Koleksi III 2007)

25 November 2007

Aliran sesat : SKENARIO HANCURKAN GERAKAN ISLAM

Oleh : Hendra Noer, Pengamat Politik Islam.
.
.
Munculnya aliran sesat sekarang ini ada katian dengan operasi khusus (Opsus) seperti yang dijalankan era 80-an?
Kalau saya melihat kemunculan aliran sesat sekarang ini bila dibandingkan dengan opsus era 80-an sangat berbeda. Karena aliran sesat sekarang ini, berdasarkan akidahnya sudah melanggar. Opsus era 80-an yang memunculkan Islam radikal bertujuan untuk menangkap umat Islam yang melawan pemerintahan Soeharto. Adapun cara yang digunakan dengan operasi "pancing, jaring" dibentuk organisasi Islam radikal. Secara kasat mata organisasi ini bertujuan Jihad, tapi mempunyai tujuan untuk menangkap umat Islam yang melawan pemerintah. Dalam Opsus era 80-an, organisasi yang diciptakan tidak bertentangan dengan akidah Islam, seperti mengajarkan Rukun Islam, Rukun Iman, dan berjihad, tapi itu semua hanya sebuah kedok untuk menangkap umat Islam. Selain itu, Opsus ini juga memunculkan Islam Jamaah yang akhirnya berbentuk Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dari namanya saja mirip dengan DDII (Dewan Dakwah Islam Indonesia) yang didirikan para aktivis Islam seperti M Natsir, Prof Rasyidi, Kasman Singodimedjo, yang bertujuan untuk menyudutkan DDII. Sekarang ini muncul aliran Al Qiyadah Al Islamiyah pimpinan Ahmad Mushadeq yang mengajarkan tidak wajibnya berpuasa, tidak mewajibkan sholat dan ini sudah melanggar akidah Islam. Kalau saya melihat Opsus era 80-an lebih ditekankan memunculkan kelompok Islam radikal dengan porsi yang cukup banyak, ditambah dengan munculnya aliran sesat. Tapi untuk sekarang ini, tapi saya tidak katakan sebagai Opsus, karena ada faktor lain yang menimbulkan seperti era globalisasi maupun kekeringan spiritual. Bahwa sekarang ini porsi yang lebih ditekankan munculnya aliran sesat, tapi tidak menutup kemungkinan munculnya Islam radikal.
.
Kemunculan berbagai aliran akibat kebebasan yang berlebihan?
Kita terlalu liberal betul. Setelah kran demokrasi dibuka, kita bisa mengakses semua bentuk informasi baik yang negatif maupun positif. Kalau jaman dulu dengan informasi yang tertutup walaupun di satu sisi kurang bagus untuk pengembangan kreativitas umat Islam, tapi tidak menampilkan informasi yang buruk seperti pornografi. NU dan Muhammadiyah sebagai kekuatan umat Islam perlu memberikan penguatan para dai. Dulu ada puluhan dai muda yang dikirim ke daerah dan tidak diekspos. Para dai ini mampu memberikan penguatan akidah pada umat Islam.
.
Kelompok Al Qiyadah Al Islamiyah dimanfaatkan pihak asing?
Kelompok ini bisa dijadikan instrumen asing untuk memukul kekuatan Islam. Ada kekuatan ketiga yang memakai kelompok ini. Kalau berdasarkan analisa saya yang menggunakan cara-cara ini adalah militer. Baik militer lokal maupun asing, biasanya yang menggunakan taktik seperti ini, bisa juga sipil yang dimiliterkan dalam arti dilatih dan dididik secara militer.
.
Munculnya aliran sesat sekarang ini pelakunya militer?
Saya sudah katakan ada perbedaan. Kalau Opsus era 80 yang melakukan Ali Moertopo dengan membentuk kelompok organisasi Islam radikal yang membuat image Islam jelek. Cara yang mereka kerjakan menggunakan operasi "pancing jaring", di mana kelompok Islam yang berpotensi melawan negara kemudian negara membentuk organisasi Islam radikal. Dengan sendirinya orang Islam yang berpotensi melawan negara, mudah ditangkap. Kalau sekarang yang lebih ditekankan munculnya berbagai macam kelompok aliran sesat, target mereka melemahkan umat Islam. Aliran sesat seperti Lia Eden yang mengaku sebagai Jibril justru mendapat perlindungan dan simpati dari tokoh Islam terpandang seorang pendiri ICMI. Inilah yang membuat kekuatan Islam terkuras, karena selain mendapat musuh dari luar, umat Islam juga mendapat rongrongan dari dalam. Dan yang perlu diperhatikan ketika munculnya aliran sesat, seolah-olah umat Islam dibuat marah dan membuat kerusakan, maka yang tergambar Islam mengajarkan kekerasan, ini ada sebuah skenario besar. Sebetulnya pihak aparat keamanan baik kejaksaan maupun kepolisian bisa menindak aliran sesat dengan perangkat hukum yang ada, tapi terkesan lambat.
.
Pihak kejaksaan memiliki intelijen kejaksaan yang berfungsi mengawasi berbagai aliran sesat, tetapi mengapa mereka lambat?
Sebetulnya perangkat hukum, ada intel yang bertugas mengawasi dan mengkaji berbagai aliran sesat. Sekarang ini tidak ada pencegahan terhadap aliran sesat di mana kelompok aliran sesat ini mampu mempunyai beberapa anggota. Saya berpendapat keterbatasan aparat kejaksaaan atau kecanggihan kelompok aliran sesat dalam melakukan persekongkolan jahat dengan oknum aparat keamanan. Pihak aparat penegak hukum seharusnya menelusuri berbagai aliran sesat ini, termasuk tokoh yang mendukung di balik munculnya aliran sesat. Misalnya gerakan Mushadeq benar-benar hanya ajaran sesat, atau di belakangnya ada yang penggeraknya, ini butuh penelitian. Kalau Ahmadiyah sangat jelas, gerakannya didukung pemerintah Inggris yang ingin melemahkan kekuatan umat Islam. Ahmadiyah seperti duri dalam daging di tubuh Islam.
Sampai sekarang keberadaannya masih kuat karena mendapat dukungan Inggris yang menggunakan jaringan internasional. Lia Aminuddin, mendapat dukungan dari kelompok LSM yang mendapat dana dari asing, mereka menggunakan alasan pluralisme dan HAM.
.
Perlu pembaharuan hukum yang dapat menjerat aliran sesat?
Saya kira perangkat hukum yang sekarang ini perlu direformasi lagi, karena adanya dinamika aliran sesat. Aliran sesat sangat mudah menghindar dari perangkat hukum yang ada. Maka perangkat hukum perlu direvisi kembali.
.
Aliran sesat akan berlindung dengan HAM dan ini akan berurusan dengan dunia internasional?
Seharusnya pemerintah punya sikap jangan terlalu takut intervensi asing dan ini merupakan masalah martabat bangsa. Kalau ada negara asing yang protes dengan dalih kebebasan beragama, kita harus katakan pada mereka, bahwa masalah ini merupakan masalah keyakinan beragama. Di negara manapun ada aturan hukumnya, di AS sendiri ada aturan hukum tentang penistaan agama. Maka kita harus melihat sebetulnya motif di belakang munculnya berbagai macam aliran sesat ini. Bisa jadi ini hanya batu loncatan asing untuk melakukan intervensi politik terhadap bangsa Indonesia.
.
(Tabloid Dwi Mingguan INTELIJEN No 19 Th IV 2007)

Isu Aliran Sesat : BUKAN PENGGEMBOSAN PARPOL

Hangatnya isu aliran sesat semisal Al Qiyadah Al Islamiyah yang bercorak kelompok NII (Negara Islam Indonesia) dinilai bukan untuk menggembosi parpol Islam tertentu jelang Pemilu 2009, namun lebih bersifat menguji kesatuan umat melalui penyesatan aqidah.
.
Sekilas, ajaran Al Qiyadah I Al Islamiyah pimpinan Ahmad Mushadeq memiliki kesamaan dengan ajaran NII, yakni membagi periode dakwah ke dalam periode Makiyyah dan periode Madaniyyah. Ketika memahami periode kini sebagai Makiyyah, ia menarik garis tegas dalam praktik ibadah: tak ada kewajiban shalat lima waktu, zakat, puasa dan haji. Karena era Makiyyah adalah era penanaman aqidah, maka hanya syahadat yang diwajibkan. Itu pun dengan penyimpangan yang khas: pengkultusan terhadap pendirinya yang mengaku mendapat "wahyu" melalui mimpi untuk mengangkat dirinya sebagai rasul, al mahdi dan al masih al mawud yang dijanjikan. Menurut pengamat intelijen dari Cedsos (Center for Democracy and Social Justice Studies), Umar Abduh, ajaran Al Qiyadah Al Islamiyah memang bersumber dari ajaran NII KW-9 (komandemen wilayah). Namun dalam gerakan Al Qiyadah tidak terkait dengan politik. "Tidak ada penggembosan partai politik, mungkin hanya test case saja buat masyarakat, apakah masyarakat Islam masih punya kekompakan untuk masalah (aliran sesat) ini," kata Umar Abduh ketika dikonfirmasi INTELIJEN di Jakarta. Disebutkan, ketompok Al Qiyadah Al Islamiyah merupakan pecahan KW-9. Dalam hal ini KW-9 tetap selamat, sedangkan Al Qiyadah digulung. Perpecahan di antara KW-9 itu terjadi karena masalah sengketa kepemimpinan antara Panji Gumilang dan Mushadeq. Keduanya pecah sekitar tahun 2002. Berbeda dengan keberadaan kelompok KW-9 yang telah lama "dipakai" oleh penguasa Orde Baru, keberadaan kelompok Al Qiyadah Al Islamiyah yang relatif baru dan masih kecil pendukungnya ini, dinilainya sejauh ini belum "dimanfaatkan" oleh elit politik. "Bahkan KW-9 sendiri saat ini sudah tidak dipakai oleh pemerintah," katanya. Meskipun kata Al Qiyadah Al Islamiyah merupakan istilah dari KW-9, yang artinya "kepemimpinan Islam", keberadaan kelompok baru ini menurut Abduh, bukanlah bagian dari skenario operasi intelijen. Pasalnya, dibandingkan dengan kelompok KW-9 pimpinan Panji Gumilang yang melakukan dakwahnya dengan sembunyi-sembunyi dan menggunakan cara diplomasi, kelompok Al Qiyadah justru melakukan kegiatannya secara terang-terangan. Bahkan pemimpinnya menyebarkan paham sesatnya dengan membentuk ormas. Bagaimana pun, keberadaan Al Qiyadah Al Islamiyah yang mirip gerakan NII ini mengingatkan kembali praktek Opsus (operasi khusus) tempo dulu.
Di masa rejim Orde Baru, Opsus adalah kegiatan intelijen yang dikomandani mendiang Ali Moertopo. Operasi ini paling banyak berpengaruh terhadap kemunculan gerakan Islam radikal waktu itu yang tujuannya untuk melemahkan parpol Islam dengan cara menggembosi pendukungnya dengan citra negatif. Menurut Pengamat Politik Islam, Hamka Hendra Noer, perbedaan antara munculnya gerakan Islam radikal yang dibidani Opsus di era 1980-an dengan aliran sesat Al Qiyadah Al Islamiyah sangat kontras. Sebab, dari aqidahnya saja munculnya Al Qiyadah sudah bisa dikatergorikan aliran sesat. Lantas, apa tujuannya? Tak lain untuk memecah belah umat. la juga melihat fenomena munculnya aliran sesat ini lebih disebabkan perubahan lingkungan, di tengah globalisasi yang kini diwarnai maraknya paham liberalisme.
Di lain pihak, gerakan Islam dewasa ini ramai-ramai terjun ke politik sehingga sedikit melupakan aspek pendidikan aqidah umat. "Akibatnya, terjadi kekeringan spiritual di tengah umat yang menjadi lahan subur masuknya aliran sesat dengan kedok kebebasan dan HAM," kata Hamka. Sementara aktivis Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) Irfan S. Awwas, menyebut, hubungan intelijen dengan gerakan Islam sudah lama, dengan tokoh sentral Ali Moertopo. Ali misalnya, melalui perangkatnya berhasil menyusup ke golongan Islam, antara lain sejumlah tokoh Darul Islam. Sebut saja, Danu M Hasan, Ismail Pranoto, Dodo Kartosoewirjo dan Ateng Djaelani. Pada 1976 muncul kasus Komando Jihad (Komji). Kelompok ini merupakan hasil muslihat cerdik Ali Moertopo. Menggunakan istilah Islam sebagai perangkap menjebak umat Islam, atau dikenal dengan konsep "Pacing Jaring". Pada mulanya, Ali mengajak para petinggi DI untuk menghadapi bahaya komunisme dari Utara (Vietnam). Dengan alasan menghadapi ancaman komunisme dari utara itulah, petinggi DI pasca wafatnya Imam NII, Sekarmadji Maridjan Kartosoewirjo, diminta mengorganisasikan laskar. Dalam waktu relatif singkat terkumpul ribuan orang dari seluruh penjuru Nusantara, siap menghadapi bahaya komunisme dari utara. Semangat membela tanah air dan mempertahankan aqidah Islam dari bahaya komunisme inilah yang menjadi alasan bagi sejumlah orang sehingga mau terlibat. Namun, tiba-tiba mereka semua ditangkap, dan dipenjarakan dengan tuduhan hendak mendirikan Negara Islam Indonesia, dituduh subversif, dan diberi label Komando Jihad. Karena itu, menurut Awwas, hampir tidak ada lembaga pergerakan Islam di Indonesia yang steril dari penetrasi intelijen. Bahkan sejak awal Orde Baru, hal ini sudah mulai dilakukan. Tidak saja dalam rangka memata-matai, pada beberapa kasus, Opsus ini justru menjadi "arsitek" bagi terciptanya anarkisme atau gerakan radikal. Ambil contoh, awal tahun 1970, Ali Moertopo menggarap Nur Hasan Ubaidah, yang dinobatkan sebagai "Imam" sebuah kelompok puritan ekstrim kanan, yang kemudian terkenal dengan nama Islam Jama'ah (IJ). Salah satu ajarannya adalah mengkafirkan orang Islam di luar komunitasnya. Meski tidak berhasil memproduksi berbagai tindakan radikal, setidaknya Ali Moertopo melalui Islam Jamaah telah berhasil mendiskreditkan Islam sebagai sosok yang menakutkan, pemecah belah, bahkan sumber anarkisme. Juga pada 1978, intelijen berhasil membina dan menyusupkan Hasan Baw, mahasiswa IAIN Jogjakarta, ke dalam gerakan Warman. Gerakan ini terkenal dengan serangkaian aksi radikalnya dengan sebutan "Teror Warman" di Jawa Tengah. Juga, pada 1981, ketika Najamuddin disusupkan ke dalam gerakan Jamaah Imran di Cimahi, Jawa Barat. Najamuddin lalu merancang aksi anarkis penyerbuan Polsek Cicendo, bahkan merancang aksi pembajakan pesawat Garuda. Peristiwa ini dikenal dengan kasus "Pembajakan Woyla". Masih banyak aksi penyusupan dan rekayasa ala Opsus lainnya. Pada 1994, di Pandeglang terjadi penangkapan besar-besaran terhadap 800 lebih Jamaah NII KW-9. Mereka yang ditangkap aparat itu adalah mantan anggota NII KW-9 pimpinan Abu Toto alias Panji Gumilang. Di hadapan aparat mereka mengaku baru saja melepaskan diri dari keanggotaan NII KW-9, serta menjelaskan bahwa pimpinan mereka adalah Abu Toto. Mereka semua akhirnya dijebloskan ke penjara dengan masa tahanan paling rendah 2-3 minggu. Namun sosok yang bernama Abu Toto sama sekali tidak disentuh aparat. Siapa Abu Toto? Tahun 1992, H. Rais Ahmad yang ketika itu menjabat sebagai pimpinan NII KW-9 ditangkap aparat. Namun, Toto yang juga petinggi KW-9 tidak tersentuh. H. Rais akhirnya mendekam di tahanan hingga 1997 tanpa proses peradilan, hingga akhir hayatnya. Setelah H Rais ditangkap, Toto leluasa mengambil tongkat estafet kepemimpinan NII KW-9 yang terus melanggengkan doktrin sesat ala Lembaga Kerasulan yang sebelumnya disebarkan Karim Hasan. Menurut Awwas, seluruh peristiwa penangkapan jamaah NII KW-9 di tahun 1992 dan 1994, adalah atas laporan Toto sendiri. Maklum, sejak 1986 Toto direkrut aparat, disuruh pulang dari pelariannya, kemudian "membangun kembali NII' setelah sebelumnya masuk ke dalam lingkaran Karim Hasan, tokoh sekte Lembaga Kerasulan.
.
(Dwi Mingguan INTELIJEN No 19 Th 2007)

21 November 2007

Perbedaan Merupakan Sunnatullah

Oleh : Herman Y. Ibrahim, Pengamat Intelijen
.
.
Bagaimana pendapat Anda munculnya berbagai kelompok Islam di Indonesia?
Berbagai kelompok Islam di Indonesia tidak berbahaya, sepanjang tidak menyangkut masalah akidah. Munculnya berbagai kelompok Islam merupakan persoalan tafsir dan dipolitisir bahwa Islam tidak pernah bersatu. Cuma kalau seperti Hizbut-Tahrir Indonesia (HTI) yang sumber danaya dari luar negeri ada perbedaan manhaj atau metodologi perjuangan misalnya dengan Majelis Mujahidin Indonesia (MMI). Seperti HTI tidak menyuruh jihad sebelum ada khilafah Islamiyah, karena yang menyuruh jihad seorang khalifah, tetapi kalau MMI lebih merujuk Ibnu Taimiyah bahwa Daulah Islamiyah itu harus ditegakkan dengan jihad.
.
Bagaimana munculnya berbagai kelompok aliran sesat di Indonesia?
Sebetulnya ada beberapa faktor yang memunculkan aliran di Indonesia, antara lain, Pertama faktor tekanan, bisa tekanan hidup kemudian mereka mencari kepuasan spiritual yang bertentangan dengan akidah. Kedua, pengalaman spiritual pemimpinnya, dia merasa tidak cukup mendapatkan posisi yang memadai secara sosiologis dan jamaah kemudian menafsirkan sesuatu yang menyimpang dari akidah. Ketiga, bagian dari konspirasi untuk menghancurkan Islam, memang susah untuk membuktikannya, hanya saya ingin mengatakan bahwa semua bantuan dari pihak luar itu tidak ada yang gratis. Bahkan organiasi Islam yang tidak sesat saja, Salafi, di mana gerakan ini menolak jihad. Salafi ini mengatakan pemerintah yang dipimpin oleh orang yang beragama Islam tetapi tidak menggunakan sistem Islam tidak boleh dilawan. Hal ini sangat menguntungkan Pemerintahan Saudi dan Kuwait yang merupakan kaki tangan AS. Salafi dibina dan didanai oleh yayasan Al Sofwa dari Saudi dan Kuwait, mereka ini akidah benar tapi binaan AS. Tetapi ada juga yang akidahnya tidak benar seperti Ahmadiyah terutama Qodian yang mengatakan Mirza Ghulam Ahmad sebagai nabi terakhir bahkan Ahmadiyah Lahore yang menyatakan Mirza Ghulam sebagai mujadid (pembaharu) tetap saja bertentangan dengan akidah. Problemnya pemerintah tidak mau menindak berbagai macam aliran sesat. Pemerintah hanya mau menindak sesuai dengan kepentingan politiknya. Banyak paham sesat yang dipelihara negara misalnya Islam Jamaah yang menjelma menjadi Lemkari, kemudian oleh Rudini diganti menjadi LDII. Ada juga Inkar Sunnah yang dibiarkan saja oleh negara, cuma fatwa saja, ada keputusan kejaksaan agung, tetapi tidak ditindak. Bahkan munculnya NII KW9 yang dipelihara oleh negara, markasnya sempat dikunjungi Habibie, Hendropriyono, bahkan waktu pemilu presiden 2004 markasnya untuk pencoblosan Wiranto.
.
Aliran memperlemah umat Islam?
Aliran sesat bukan bagian dari Islam dan saya mempersilahkan keluar dari Islam. Kekuatan Islam berada di jamaah dan akidah. Biarpun umat Islam sedikit tidak bisa dikalahkan. Kita bisa lihat gerilyawan Al Qaida di Irak tidak bisa dikalahkan oleh AS, begitu juga Thaliban di Afghanistan.
.
Sistem pemerintahan Indonesia yang memberikan peluang untuk tumbuh suburnya berbagai aliran di Indonesia?
Pemerintah mempunyai instrumen hukum pidana, sesuatu yang menistakan agama dikenai pasal 55 ay at 1 ke 1 KUHP dengan ancaman hukuman lima tahun penjara. Arswendo Atmowiloto pernah menempatkan Nabi Muhammad pada unit 11 dan mendapat hukuman. Karena pada waktu itu pemerintahan Soeharto dekat dengan Islam dengan kemunculan ICMI, tapi pemerintahan sekarang mulai dari pemerintahan reformasi tidak berpihak pada Islam. Ketika Ulil Abshar Abdala yang jelas-jelas menghina Nabi Muhammmad dengan mengatakan Mubammad sebagai tokoh sejarah. Sebetulnya penghinaan yang dilakukan Ulil terbadap Nabi Muhammad lebih rendah dari yang dilakukan Arswendo. Ketika mendapati kasus Ulil, Ustadz Athian Ali ditanya wartawan tentang hukuman orang yang menghina nabi. Kemudian Ustadz Athian mengatakan berdasarkan hukum Islam, hukuman mati. Tapi karena kita bukan berada di negara yang bukan Islam, maka kita adukan hukum positif, tetapi tidak digubris, karena politiknya tidak berpihak pada Islam.
.
Solusi bagi ummat Islam menghadapi berbagai kelompok Islam?
Sebaiknya berbagai kelompok Islam jangan berbicara masalah perbedaan, tapi persamaan misalnya di Jawa barat saya diundang HTI dalam acaranya konferensi ummat Islam untuk memilih gubernur yang berpihak pada Syariah Islam. Gubernur menjalankan Syariah Islam sangat sulit karena bertentangan dengan konstitusi, tapi paling tidak perda-perda yang dibangun itu menunjukkan komitmennya pada Syariah Islam, seperti perda antimaksiat, anti-pornografi, anti perjudian. Kalau solusi untuk menyatukan berbagai kelompok Islam tidak mungkin karena merupakan sunnatullah. Kalau yang dikatakan Al Qur'an kita tidak boleh berpecah belah dalam jamaah, kenyataannya di Indonesia belum ada jamaah. Justru yang mempersatukan ummat Islam bukan halal bi halal yang dilakukan setahun sekali, tetapi jamaah, selama tidak ada jamaah kita tidak akan bisa bersatu. Di dalam MMI terjadi perdebatan, Abu Rusdan mengatakan babwa MMI bukan jamaah, tetapi menurut M. Thalib mengatakan bahwa jamaah tidak ada dalam nash Al Qur'an.
.
Ummat Islam disibukkan perdebatan masalah furu' (cabang) ?
Kalau di MMI tidak pernah memperdebatkan masalah furu'. Yang diperdebatkan masalah strategis, dan masalah-masalah kepemimpinan. Abu Bakar Ba'asyir mengatakan kepemimpinan itu harus satu, dan tidak perlu dipilih secara berulang-ulang seperti ormas. Hal ini terjadi karena amir (pemimpin) itu diganti bila menyalahi syariat dan meninggal. Kesalahannya di MMI, organisasi ini dijadikan orgamsasi aliansi di mana berbagai macam faham masuk seperti syiah. .
.
(Dwi Mingguan INTELIJEN No 19 Th IV 2007)

20 November 2007

Perbedaan Lebaran : ILMU PENGETAHUAN JAWABANNYA

Oleh : Al Chaidar, Pengamat Intelijen
.
.
Bagaimana pendapat anda tindakan yang dilakukan Wakil Presiden Jusuf Kalla mempertemukan pimpinan NU dan Muhammadiyah untuk menyamakan hari raya idul fitri?
Perbedaan lebaran tidak perlu terjadi, karena ilmu pengetahuan sudah bisa menyelesaikan masalah seperti itu, artinya kita masih mengintip bulan sementara orang barat sudah naik ke bulan. Pemerintah memiliki alat-alat negara bisa mengatasi persoalan itu, hanya saja persoalan yang dijawab dengan ilmu pengetahuan, tiba-tiba dijawab dengan keyakinan, ini yang pada akhimya sangat menyulitkan. Yang terjadi di Indonesia sangat lucu dan apa yang dilakukan Yusuf Kalla merupakan broker politik saja untuk bersilaturahmi ke Muhammadiyah dan NU bertujuan untuk memperkuat legitimasi negara. Hal itu dilakukan karena negara membutuhkan legitimasi dari rakyat mayoritas, dia harus memihak pada mayoritas walaupun yang mayoritas itu salah. Jadi di sini letak persoalannya dan tidak baik yang dilakukan oleh Jusuf Kalla. Selama ini pemerintah selalu mengikuti kelompok NU sebagai kelompok mayoritas.
.
Yang dilakukan Jusuf Kalla agama bukan berdasarkan agama?
Agama itu harus berdasarkan ilmu pengetahuan, agama diturunkan manusia yang punya akal. Sebetulnya ilmu pengetahuan bisa menjawab persoalan penetapan awal puasa dan awal lebaran.
Di Dalam agama pun sudah sangat jelas diterangkan bahwa hisab dulu baru rukyat. Kalau diutamakan rukyat, hisabnya belakangan termasuk melecehkan ilmu pengetahuan. Kalau melecehkan ilmu pengelahuan seperti Paus yang berusaha menghukum Copernicus yang mengatakan bumi itu bulat. Jika politik memihak pada keyakinan daripada ilmu pengetahuan, hal ini akan berakibat fatal.
.
Perbedaan lebaran berakibat semakin tajamnya perbedaan NU dan Muhammadiyah?
Ada tradisi yang bagus dari kalangan masyarakat seperti saya menurut keputusan orang-orang Darul Islam (DI), lebaran tahun ini saya mengikuti hari Jum'at, tapi shalat 'id hari sabtu, hal itu penting untuk ukhuwah Islamiyah bagi yang tidak merayakan lebaran hari Jum'at.
.
Sebaiknya yang dilakukan pemerintah?
Pemerintah punya fasilitas, alat-alat ilmu pengetahuan dan mengerahkan untuk menemukan tanggal kepastian puasa maupun lebaran. Pemerintah harus mengeluarkan sendiri alasan-alasan dan keyakinan berdasarkan ilmu pengetahuan dan tidak perlu memihak pada salah satu mayoritas. Jika pemerintah menafikan kelompok lainnya merupakan pemerintah yang tidak akomodatif.
.
Selama ini pemerintahan telah melakukan dengan isbat?
Saya kira sidang isbat dengan berbagai ormas Islam itu tidak perlu. Seharusnya pemerintah tidak perlu datang ke NU dan Muhammadiyah, pemerintah perlu membuat keputusan sendiri tentang awal puasa dan lebaran.
.
Bahkan di Sulawesi kelompok An Nadzir menentukan awal lebaran 1428 H hari kamis dan pemerintah membiarkan keberadaannya?
Saya meragukan kelompok ini. An Nadzir sebagai kelompok tarekat di mana anggotanya tidak ada yang intelektual dan ilmuwan yang bisa mendukung sebuah keputuasan yang bersifat ilmu pengetahuan. Penentuan awal puasa dan lebaran satu keputusan yang harus dilakukan oleh organisasi atau orang-orang yang memiliki latar belakang kemampuan ilmu pengetahuan yang memadai. Sekarang ini aliran tarekat sedang diperbanyak oleh pemerintah. Kemunculan Aliran-aliran sesat seperti Al Qur'an suci, Al Qiyadah Al Islamiyah, dulu ada Islam Jamaah, NII KW9, ini semua buatan pemerintah.
.
Alasan pemerintah membentuk itu?
Pemerintah punya agenda polilik tertentu yang dilakukan oleh aparat tertentu secara rahasia. Ada departemen pemerintah yang lebih banyak rahasianya misalnya departemen pertahanan, BIN. Nah, lembaga-lembaga ini memiliki wewenang yang cukup besar dan mereka terdiri dari beberapa orang yang sangat piawai, berpengalaman dan terlatih di berbagai negara secara militer, sipil, manajerial untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu yang perlu secara politik untuk menanamkan nasionalisme yang lebih penting. Cara menanamkan nasionalisme dengan beberapa cara dengan menyebar banyak aliran sesat sehingga para pengikutnya dan keluarganya merasa menyesal dan akhirnya kembali ke ibu pertiwi. Hal ini dilakukan pemerintah karena ada ketakutan jika ummat bersatu dan membahayakan nasionalisme sekuler.
.
Selain memhentuk kelompok tarekat, pemerintah membentuk kelompok Islam radikal?
Pemerinlah sudah membuatnya. Tapi saya bisa menyebut organisasinya sudah bentrok dengan kekuatan-kekuatan mujahidin di Ambon. Ada juga organisasi yang dibentuk yang menciptakan keadaan seolah-olah tanpa hukum, hal ini untuk menunjukkan betapa bodohnya dan reaksionernya ummat Islam, sehingga pemerintah nanti akan turun tangan, akan menjadi penguasan yang menengahi yang pada akhirnya pemerintah memegang legitimasi politik.
.
Keuntungan Pemerintah ?
Yang untuk memihak kepada negara. Juslru pemerintah mendapat keuntungan besar secara ekonomi dan politik. Organisasi ini tidak didanai pemerintah, justru lahan bisnis yang cukup besar karena dengan dibentuknya aliran, pasti ada sekelompok orang yang ikut dan kelompok orang itu mengeluarkan dana dan mendapat dukungan moral dari oknum-oknum negara atas nama non kenegaraan yang mendukung gerakan ini. Gerakan-gerakan inilah yang pada akhirnya akan diikuti banyak rakyat dan akan mendapatkan keuntungan ekonomi. Seperti NII KW9 mendatangkan ekonomi yang luar biasa dan para pengikutnya terus diperas habis-habisan waktunya, hartanya, pemikirannya bahkan sampai gila. Seandainya ada yang melaporkan ke polisi, tidak bisa diproses karena politik negara yang dijalankan secara diam-diam.
.
(Dwi Mingguan INTELIJEN No 19 Th IV 2007)

ALIRAN SESAT DIDUKUNG AS

Oleh : Adian Husaini, Pengamat Politik
.
.
Faktor apa saja yg mendorong munculnya fenomena aliran sesat di Indonesia?
Faktor eksternal yang utama adalah liberalisasi politik dan pemikiran. Akibatnya, berbagai informasi masuk tanpa ada filter dan seleksi. Termasuk pemikiran dan paham-paham yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. Di zaman kebebasan seperti sekarang, di Indonesia, buku-buku dan sumber-sumber informasi lainnya beredar dengan bebas, dan dapat diakses langsung oleh masyarakat. Akibatnya, institusi-institusi keagamaan bisa kalah cepat dengan mereka dalam menyebarkan informasi ke tengah masyarakat. Saat ini, setiap orang bisa langsung belajar kepada TV atau internet, dan memilih-milih sendiri informasi yang dia anggap benar.
Faktor eksternal lain adalah soal dana dan kejamaahan. Orang bisa tertarik masuk atau ikut satu aliran sesat karena ada faktor uang di situ. Ada juga faktor wanita, seperti aliran Children of God. Ada juga faktor kejamaahan yang kuat. Mereka bagus mengelola kejamaahan, sehingga kalau mereka meninggalkan jamaah itu, akan merasa kehilangan sesuatu yang sangat berarti dalam hidupnya. Sedangkan faktor internal adalah kualitas dakwah Islam itu sendiri, terutama kualitas para ulama, dai dan tokoh-tokoh umat. Sejumlah tokoh aliran sesat dianggap lebih komunikatif dan lebih mampu memikat jamaah, dibandingkan tokoh-tokoh Islam yang lurus. Faktor komunikasi antara ulama dan umat ini sangat penting. Ulama fungsinya adalah sebagai pembimbing umat, pelanjut para nabi. Jika ulamanya lemah, maka pasti umat akan lari, akan mencari pedoman kepada yang lain. Apakah kepada kelompok-kelompok tertentu, kepada artis, atau kepada dukun. Karena itu, yang lebih penting adalah pembenahan ke dalam, terutama pembenahan kepada para ulama itu sendiri.
.
Apa perbedaan antara kemunculan aliran sesat di Indonesia saat ini dengan kemunculan aliran sesat pada jaman Nabi Muhammad?
Pada prinsipnya sama. Orang yang salah itu ada dua jenis, yaitu al-maghdhub, yaitu orang yang tahu akan kebenaran, tetapi karena ada godaan-godaan duniawi, maka dia tidak mau mengikuti kebenaran. Ada juga al-dhalliin, yaitu yang salah karena memang tidak tahu atau karena bodoh.
.
Sejumlah pihak menyatakan bahwa maraknya aliran sesat di Indonesia akibat jaring hukum yang lemah?
Kalau bicara hukum positif di Indonesia, memang berbeda dengan di dunia Islam lainnya, seperti di Malaysia atau Mesir. Di Mesir ada hukum murtad. Orang yang menyimpang dari Islam bisa divonis murtad oleh pengadilan. Di Malaysia, pemerintahnya memang berwenang membubarkan aliran sesat dan menangkap para tokohnya. Tetapi, di Indonesia sebenarnya juga sudah ada hukum dan peraturan yang mengatur masalah ini, seperti pasal 156 1 KUHP, Penpres 1/1965, dan sebagainya. Bahkan, dalam Penpres I/1965 disebutkan, Presiden bisa membubarkan satu kelompok agama yang menyimpang, setelah mendapat masukan dari Menag, Mendagri, dan Jaksa Agung. Di Kejagung ada Pakem (Pengawas Aliran Kpeercayaan Masyarakat). Makanya, Kejagung bisa mengeluarkan keputusan tentang satu aliran sesat, setelah mendapat masukan dari Depag, MUI, dan sebagainya. Jadi, sebenarnya sudah ada perangkat hukumnya, tetapi belum efektif. Kalau bicara soal ini, ya terkait dengan kondisi hukum kita pada umumnya.
.
Ada kesan pihak kejaksaan lamban dalam menyikapi maraknya aliran sesat?
Dalam era liberalisasi seperti sekarang ini, memang tidak mudah bagi Kejaksaan untuk bertindak. Mereka akan bisa dituduh melanggar HAM dan sebagainya. Lihat saja dalam kasus peredaran buku-buku komunisme. Meskipun secara resmi sudah dilarang oleh Tap MPR tetapi tetap saja buku-buku itu beredar bebas. Makanya, dalam soal al-Qiyadah ini tindakan Kejaksaan DKI yang melarang ajaran al-Qiyadah sudah terbilang berani. Yang penling adalah keaktifan kalangan umat Islam sendiri.
.
Di sisi lain, Pakem (Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat) terkesan tidak memiliki kekuatan?
Ya itu tadi, persoalannya sekarang, isu soal ini kan bukan isu yang laku dijual, seperti isu terorisme. Tapi, sekali lagi, kita berharap, umat Islam yang lebih aktif dalam berdakwah maupun dalam mendorong Kejaksaan untuk bertindak.
.
Adakah strategi global (using) dibalik kemunculan aliran-aliran sesat di Indonesia?
Ada bukti dan sejumlah analisis seperti itu. Paling tidak, program liberalisasi Islam yang dibantu besar-besaran oleh negara-negara tertentu, seperti AS, telah mendukung muncul dan tersebarnya aliran sesat. Lihat saja, bagaimana pembelaan kaum liberal terhadap al-Qiyadah Islamiyah dan Ahmadiyah di Indonesia. Ini bukan konspirasi, tapi bisa kita lihat program-program LSM Barat di Indonesia, seperti The Asia Foundation. Bahkan, bisa juga dilihat dalam program ke-Islaman Kedubes AS di Jakarta melalui websitenya. Semua jelas. Di Yogyakarta, misalnya, telah berdiri program studi Doktor Lintas Agama yang direkturnya seorang dari AS dan program ini didukung oleh tiga kampus: UGM, UIN Yogya, dan Universitas Kristen Duta Wacana. Kalau kita lihat programnya, dengan jelas bisa terlihat ada upaya membebaskan paham-paham dan aliran yang selama ini sudah dinyatakan sesat oleh umat Islam.
.
Adakah keterkaitan munculnya aliran sesat dgn gejolak politik Pemilu 2009?
Wah ini gak tahu.
.
Khusus untuk kelompok Al Qiyadah Al Islamiyah, kabarnya terkait dengan Negara Islam Indonesia (Nil) KW9?
Dari beberapa idenya ada kesamaan. Tetapi soal kaitan saya tidak tahu.
.
Bangkitnya aliran sesat yang berpaham sejenis dengan NII, menunjukkan adanya upaya kelompok tertentu yang masih mengusung cita-cita negara Islam di Indonesia?
Masalah aliran sesat berbeda dengan masalah isu negara Islam. Tidak semua yang sesat ingin mendirikan negara Islam. Dan tidak semua kelompok yang ingin mendirikan negara Islam adalah sesat. Jadi, tidak perlu dikait-kaitkan. Kita lihat saja kasus per kasus.
.
Mungkinkah pemunculan aliran sesat dan publikasinya (blow up) merupakan bagian dari operasi intelijen untuk memecah belah umat Islam yang selama ini dikonotasikan sebagai musuh persatuan bangsa?
Bicara soal mungkin ya bisa saja, tapi kita perlu punya bukti. Bisa juga ini upaya dari kalangan Islamofobia yang lain. Tapi, yang penting, menurut saya, dari manapun datangnya, siapa pun yang bikin skenario, asalkan umat dan Islam, dan terutama para ulamanya baik-baik dan gigih dalam menjalankan dakwah, kelompok-kelompok itu akan bisa tereliminir dengan sendirinya.
Kasus-kasus ini sebaiknya menjadi bahan introspeksi bagi umat Islam. Jika mereka kuat dan serius menjalankan agamanya, maka tidak mudah mereka akan digoyang oleh segala kekuatan.
Kita 350 tahun dijajah Belanda. Selama itu punya segala daya upaya dikerahkan penjajah untuk memurtadkan orang Islam. Tapi, karena ulama-ulama kita kokoh menjaga aqidah umat, maka sulit mendapati data adanya orang Islam yang murtad. Inilah tantangan yang sekarang dihadapi oleh umat Islam.
.
(Dwi Mingguan INTELIJEN No 19 Th IV 2007)

18 November 2007

Al Qiyadah Al-Islamiyah Bikinan MOSSAD

(Hasil Wawanacara Wartawan Tabloid Intelijen dengan AC Manullang)
.
Dari kacamata intelijen, bagaimana Anda melihat fenomena kemunculan kelompok Al Qiyadah Al Islamiyah?
Munculnya berbagai kelompok aliran sesat yang menimpa suatu agama termasuk agama Islam tidak lepas dari operasi intelijen untuk tujuan politik. Saya melihat munculnya nama Al Qiyadah Al Islamiyah tidak lepas dari nama jaringan Jamiah Islamiyah Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden. Bagi sebagian kelompok Islam, Osama merupakan pahlawan Islam karena keberaniannya melawan AS. Maka dimunculkanlah nama Al Qiyadah Al Islamiyah yang bisa memberikan gambaran negatif bagi kelompok Al Qaeda pimpinan Osama bin Laden. Bahkan kemunculan Al Qiyadah Al Islamiyah hampir bersamaan dengan maraknya protes kalangan Islam terhadap Ahmadiyah. Hal itu merupakan strategi AS. Pihak AS melihat Islam di Indonesia sebagai kekuatan yang potensial membahayakan AS. AS berharap, kekuatan kelompok Islam akan habis menghadapi berbagai kelompok aliran sesat. Di belakang kelompok ini ada jaringan Mossad Yahudi. Cara-cara yang mereka pakai untuk merekrut anggotanya mirip operasi intelijen Yahudi. Seseorang yang sudah masuk kelompok ini sulit untuk keluar, karena nyawa adalah taruhannya. Kelompok ini mempunyai pasukan yang sudah terlatih untuk menghabisi anggota-anggotanya yang keluar. Mereka ini sudah mempersiapkan berbagai skenario-skenario untuk menghadapi kelompok Islam.
.
Sejauhmana peran asing dalam kemunculan aliran sesat di Indonesia, terutama Al Qiyadah Al Islamiyah?
Asing sangat berkepentingan terhadap Indonesia, karena memiliki kekuatan Islam terbesar, dan ini merupakan sebuah ancaman. Dan sekarang ini tesis tentang Islam sebagai ancaman sudah digelorakan pihak Barat, terbukti dengan Perang Afganistan. Makanya untuk melumpuhkan Islam, pihak asing membentuk aliran sesat. Saya ingin memberikan conloh munculnya Ahmadiyah, bagi para pengkaji Islam, Ahmadiyah merupakan ajaran sesat, kemunculan Ahmadiyah diciptakan oleh Inggris untuk melemahkan Islam. Keberadaan Ahmadiyah sampai sekarang masih berkembang, dan hidup di Indonesia. Pemerintah Indonesia tidak berani melarang keberadaan Ahmadiyah, karena akan berhadapan dengan pemerintah Inggris dan sekutunya. Hal itu terbukti ketika isu Ahmadiyah sedang panas-panasnya. Di mana kelompok Ahmadiyah yang mendapat ancaman dari masyarakat Islam. Bahkan pengurusnya meminta suaka politik ke negara asing. Selain itu, dukungan LSM yang mendapat dana asing sangat mendukung Ahmadiyah atas nama kemanusiaan dan HAM. Ini merupakan senjata paling ampuh yang sering digunakan. Padahal pelanggar HAM dan demokrasi justru AS sendiri. Al Qiyadah Al Islamiyah sebagai bagian operasi intelijen Mossad. Nantinya kelompok ini akan menggunakan tameng HAM dan demokrasi, bahwa Indonesia mengekang kebebasan bergama. Kelompok pimpinan Mushadeq sedang menuju ke arah itu. Mushadeq memiliki keberanian tampil di media. Dengan begitu dunia internasional akan mengetahuinya kiprahnya.
Pihak asing sekarang ini sudah mempersiapkan opini bahwa Indonesia pelanggar kebebasan beragama selain pelanggar kasus HAM.
.
Pihak asing mengendalikan kelompok aliran sesat untuk menyerang Islam. Apakah Hal itu berlaku juga untuk kelompok Kristen?
Islam menjadi target utama pihak asing. Kalaulah ada aliran Kristen yang menyimpang tentunya bisa dilihat dari arah keberpihakan, pada Indonesia ataukah pada asing. Jika ada ajaran Kristen masih mendukung NKRI berarti masih belum terkontaminasi pihak asing. Selain itu perpecahan di kalangan Kristen lebih pada sebuah keyakinan, bukan adanya pihak luar yang membuat. Jika dilihat sejarahnya, Kristen muncul sebagai koreksi atas Katolik. Saya melihat kelompok Katolik yang mempunyai jaringan internasional yang kadang-kadang dalam kebijakannya standar ganda. Misalnya, kasus Timor Timur, Uskup Belo yang dulunya pendukung NKRI, tetapi mendukung kemerdekaan Timor Timur. Begitu juga yang ada di Papua sekarang ini, berdasarkan informasi intelijen yang saya dapat gereja maupun para pastor dengan ajaran teologi pembebasan mengajarkan rakyat Papua untuk melawan ketertindasan, tentunya yang ingin dicapai kemerdekaan dan lepas dari NKRI.
.
Target pertama, apa yang ingin diraih?
Islam sebagai kekuatan bangsa Indonesia, jika kekuatannya sudah hancur, tentu saja Indonesia mudah dikuasai pihak asing. Kalau saya perhatikan penyerangan asing terhadap Indonesia sudah terlihat polanya. Seperti adanya kelompok yang menentukan lebaran berbeda dengan kedua ormas terbesar di Indonesia, hal ini akan berpengaruh sangat besar terhadap Islam. Saya melihat kemunculannya di kawasan bagian timur, hal ini sesuai strategi asing yang menjadikan kawasan ini sebagai bagian operasi intelijennya.
.
Seperti apa implementasi operasi intelijen dalam pembentukan aliran sesat?
Mereka memakai agen lokal yang sudah mendapat latihan pihak intelijen asing. Ada juga martir yang siap dijadikan target. Walaupun begitu dalam operasi intelijen, martir ini tidak mengetahui jika yang dilakukan merupakan bagian operasi intelijen. Dalam kasus Lia Eden, gerakannya sangat didukung gerakan asing, walaupun dipenjara, Lia Eden sangat leluasa mengajarkan ajarannya dan didukung kader-kadernya untuk menyebarkan ajarannya. Indikasi yang paling kelihatannya mendapat dukungan dari LSM yang dananya dari asing. Mereka menyuarakan HAM, demokrasi dan kebebasan. Sementara kelompok Al Qiyadah Al Islamiyah, walaupun kelompok ini bikinan Mossad Yahudi, penyerahan diri pimpinannya merupakan strategi. Selain itu, walaupun Mushadeq terkena pasal penghinaan agama, dia tetap bisa mengendalikan anggotanya dan menyebarkan ajarannya. Karena Al Qiyadah Al Islamiyah merupakan bagian operasi intelijen Mossad, saya kira perangkat pengamanan maupun langkah-langkah kemungkinan terburuk sudah diperkirakan.
.
Ada yang memanfaatkan kemunculan aliran sesat?
Dengan adanya aliran sesat serta tindakan yang dilakukan aparat keamanan akan memberikan nilai positif pemerintaban SBY bagi kelompok Islam. Walaupun sesungguhnya yang dilakukan pemerintah menyelamatkan pimpinannya, tetapi ajarannya masih tetap berkembang. Padahal sebenarnya, tindakan yang dilakukan aparat keamanan terlambat. Buktinya, tindakan diambil setelah muncul kemarahan masyarakat. Sesungguhnya pihak kejaksaan maupun kepolisian bisa melakukan pengkajian dan penelitian kemudian melakukan tindakan cepat. Kita bisa bandingkan dengan terorisme, pihak kepolisian langsung bisa bertindak cepat, karena sebelumnya sudah ada pengkajian dan penelitian.
.
(Tabloid INTELIJEN No 19 Th IV 2007)

13 November 2007

Aliran Sesat Marak : SKENARIO ASING BELAH NKRI

Skenario besar di belakang munculnya aliran sesat telah menggambarkan adanya pola gerakan aliran sesat yang senada. Hal ini mengindikasikan adanya kekuatan besar yang mendorong eksistensi aliran sesat. Salah satunya adalah konspirasi Yahudi dan Amerika Serikat untuk menghancurkan Islam.
.
Hanya perlu waktu tidak lebih dari dua bulan, fenomena aliran sesat membuncah sehingga menghasilkan persepsi baru, yakni aliran sesat kembali marak di penghujung 2007. Di sisi lain, terungkapnya ataupun "pengungkapan" aliran sesat di seluruh wilayah Indonesia terkesan mengikuti sebuah skenario besar. Lihat saja, sepanjang bulan Ramadhan 2007, masyarakat Yogyakarta dihebohkan kemunculan kelompok Al-Wahidiyah Islamiyah yang mengusung sang pemimpin, Wahid, sebagai nabi baru kelompok itu. Menyusul Wahid, nabi baru Ahmad Mushaddeq muncul diusung aliran Al Qiyadah Al Islam iy ah. Ajaran Mushaddeq mengharu-biru hampir seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Jawa Barat, Jakarta, Yogyakarta, Batam hingga Padang. Belum tuntas masalah Al Qiyadah, penculikan demi penculikan yang ditengarai dilakukan kelompok aliran Al-Quran Suci, meneror masyarakat Jawa Barat. Di antara ajaran Al-Quran Suci yang menghebohkan adalah membolehkan persetubuhan dengan ipar. Anehnya, kemunculan aliran-aliran sesat itu momentnya hampir bersamaan dengan bebasnya Lia Aminuddin, pimpinan Komunitas Eden. Setelah mendekam selama dua tahun di Rutan Pondok Bambu, Lia Eden dinyatakan bebas murni pada 30 November 2007. Lia divonis majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 26 Juni 2006 karena terbukti melakukan penodaan agama dan melakukan perbuatan tidak menyenangkan. Perempuan yang pernah mengaku sebagai Imam Mahdi itu bertekad akan meneruskan ajaran "Tahta Suci Kerajaan Eden". Bulan Desember 1997, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah melarang ajaran Lia yakni "Salamullah".
.
Ragu-ragu.
Dalam satu rangkaian panjang, kemunculan Salamullah dan penyerangan kelompok Ahmadiyah menjadi awal "skenario besar" isu maraknya aliran sesat di Indonesia. Berbagai sinyalemen pun bertebaran. Salah satunya, bahwa skenario besar isu aliran sesat digerakkan oleh kekuatan besar yang menghendaki perpecahan di Indonesia. Sebuah sumber menyatakan, skenario maraknya aliran sesat dimulai dengan memberikan ruang yang longgar bagi tumbuhnya aliran sesat. Salah satunya adalah longgarnya aturan perundangan yang menyaring aliran-aliran sesat itu. Aturan yang ada saat ini, seperti soal penistaan agama, dirasa sudah kurang memadai. Di sisi lain, pemerintah seringkali terkesan bingung dan ragu menyikapi aliran sesat yang muncul dan marak belakangan ini. Reformasi yang kebablasan juga dituding turut menyuburkan aliran sesat. Aliran sesat sering berlindung di bawah persepsi hak asasi manusia (HAM) yang dikampanyekan sebagian kalangan. Jeratan isu HAM yang menghambat penangkalan aliran sesat itu sempat disuarakan pengamat politik, Fachri Ali. Pengamat LIPI itu menegaskan pemerintah sulit memberantas aliran sesat karena pemerintah dalam posisi yang dilematis.
Di mana, setiap tindakan atau pemberantasan suatu aliran dikategorikan sebagai pelanggaran kepada kebebasan beragama dan itu juga berarti pelanggaran terbadap HAM. Menurut Fachri pemerintah tegak pada konstitusi yang berbasis sosial sekuler, sehingga mengakomodasi gagasan-gagasan yang bersifat sekuler, terutama dalam konteks HAM. Inilah yang kemudian menimbulkan tindakan pemerintah itu kelihatan begitu ragu-ragu. Tidak adanya hukum yang cukup tegas terkait aliran-aliran yang menyimpang membuat aparat berwenang kehilangan pegangan sehingga kerap tampak ragu-ragu menentukan sikap apabila muncul sebuah aliran yang berpotensi meresahkan masyarakat. Sebagai perbandingan, menarik untuk disimak pendapat Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI, Ahmad Farhan Hamid. Menurut Farhan, aliran sesat yang saat ini muncul kepermukaan sebenarnya sudah ada sejak dahulu. Hanya saja ketika pemerintahan Orde Baru tidak berkembang seperti saat ini karena cepat diambil tindakan tegas. Paling tidak, sepanjang 2001 hingga 2007, tercatat 250 aliran sesat yang berkembang di Indonesia. Sekitar 50 di antaranya berkembang di Jawa Barat.
.
Kekuatan Besar.
Pengasuh Ponpes pesantren Assidiqiyah, KH Nur Muhammad Iskandar SQ mensinyalir, fenomena maraknya faham keagamaan yang menyimpang merupakan konspirasi Yahudi dan Amerika Serikat untuk menghancurkan Islam. Pernyataan Nur Iskandar itu didasari pada rentetan aktivitas aliran sesat yang terlihat dengan pola gerakan yang hampir sama. Skenario panjang itu digambarkan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, KH Hasyim Muzadi, sebagaimana maraknya ajaran sesat menjelang Gerakan 30 September 1965 (PKI).
Menurut Hasyim Muzadi, pola-pola gerakan yang dikembangkan aliran sesat saat ini menggunakan pola yang hampir sama seperti sebelum G30S (PKI) meletus, salah satunya munculnya "nabi baru". Senada dengan Nur Iskandar, KH Said Aqil Siroj juga menengarai, munculnya sejumlah aliran sesat yang marak belakangan ini bukan murni persoalan agama atau perbedaan penafsiran terhadap agama. Melainkan merupakan ulah dan rekayasa intelijen asing, khususnya intelijen negara-negara Barat. Big design itu, menurut Said Aqil, ditunjukkan dengan adanya upaya untuk mempersoalkan masalah-masalah utama, yakni, keberadaan nabi terakhir, salat wajib, zakat dan haji. Adanya keterkaitan intelijen asing tak hanya disampaikan Nur Iskandar dan Said Aqil Siroj. Ketua Umum Ikatan Dai Indonesia (IKADI), Achmad Satori Ismail juga berpendapat sama. Pendapat Ahmad Satori itu didasari atas survei MUI, bahwa maraknya aliran sesat yang muncul akhir-akhir ini tak lain adalah campur tangan asing.
Kesimpulan MUI itu diperoleh dari temuan adanya pemimpin aliran yang tidak dapat membaca Al Quran. Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatulloh itu menyitir temuan MUI bahwa para pemimpin aliran sesat mendapatkan dana agar menyebarkan aliran sesat dari sebuah negara. Tujuan akhir dari skenario asing itu adalah untuk merusak keutuhan NKRI.
Besaran dana itu turut mendukung menjamurnya aliran sesat. Lihat saja, perekrutan Al Qiyadah Al Islamiyah diikuti dengan iming-iming materi yang cukup besar. Misalnya, apabila anggota Al Qiyadah bisa merekrut 40 orang, akan mendapatkan sumbangan kendaraan roda dua, dan jika berhasil merekrut 70 orang akan mendapatkan kendaraan roda empat. Dengan cara seperti itu tidak heran jika jumlah anggota Al Qiyadah membengkak cepat. Dalam laporan rapat akbar 2007, pada bulan Juli 2007 pengikut Al Qiyadah mencapai 1.349.
.
Adu Domba.
Sekretaris Umum MUI , Ichwansyam, sempat menyatakan, munculnya sejumlah aliran sesat yang marak belakangan ini merupakan rekayasa intelijen. MUI pun menduga, kemunculan aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah merupakan salah satu konspirasi intelijen untuk mengadu domba umat Islam. Disadari ataupun tidak, kemunculan Al Qiyadah sejatinya telah memunculkan pro dan kontra di kalangan umat Islam sendiri. Mantan presiden Abdurrahman Wahid sempat mengkritisi peran MUI, yang telah mengeluarkan fatwa bahwa Al Qiyadah merupakan aliran sesat. Menurut Gus Dur aliran Al Qiyadah Al fslamiyah itu tidak sesat, melainkan salah. Gus Dur bahkan meminta kepada MUI dan Front Pembela Islam (FPI) agar tak campur tangan dalarn urusan aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah. Menurutnya, aliran yang dinilai sesat itu seharusnya diserahkan kepada Pengawas Aliran Kepercayaan Masyarakat (Pakem).
Sumber JNTELIJEN mengungkapkan, penciptaan aliran sesat oleh asing dibarengi dengan upaya untuk menciptakan ulama atau kyai palsu bentukan AS. Formula itu diharapkan dapat menciptakan perpecahan dalam waktu yang pendek. Penciptaan ulama palsu itu sempat diungkap dalam buku The CIA at War. Buku itu salah satunya berisi pengakuan Direktur CIA, George Tenet, bahwa Amerika Serikat memiliki program membeli ulama dan pemimpin Islam dalam menghadapi sentimen anti AS di dunia Islam dan Arab. Tenet juga mengakui, AS menemukan ruang untuk melawan gelombang anti Amerika dengan cara menyuap para ulama atau kyai, menciptakan kyai palsu dan merekrut tokoh-tokoh agama Islam sebagai agen.
Memang, upaya itu bukan sekedar isapan jempol. Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid pernah mengingatkan agar mewaspadai ulama palsu ciptaan AS. Setidaknya langkah itu telah dijalankan oleh Institute for Training and Development (ITD) AS, yang berupaya menjalin kerjasama dengan sejumlah pesantren dengan iming-iming bantuan dana.
.
(Dwi Mingguan Intelijen No 19 Th IV 2007)

Dilema Teologis dan Sosiologis atasi Aliran sesat

Tak dapat dihindari, ada semacam kecenderungan untuk melihat gerakan sempalan, atau secara ekstrim disebut aliran sesat, sebagai ancaman terhadap stabilitas dan keamanan negara, sehingga gerakan sempalan harus segera dilarang. Gerakan sempalan bertolak dari suatu pengertian tentang "ortodoksi" atau "mainstream" (aliran induk). Gcrakan sempalan adalah gerakan yang menyimpang atau memisahkan diri dari ortodoksi yang berlaku. Ortodoksi merupakan paham yang dianut mayoritas ulama dan kadang juga didukung oleh penguasa. Pakar Islam Indonesia di Universitas Utrecht, Belanda, Martin van Bruinessen, menyatakan ortodoksi di Indonesia telah diwakili oleh badan-badan ulama yang berwibawa, seperti MUI, Majelis Tarjih Muhammadiyah dan Syuriah NU. MUI sebagai lembaga ulama bentukan pemenntah sangat mendominasi ortodoksi ini, sehingga apa yang dinyatakan sesat oleh MUI akan dijadikan rujukan oleh pemerintah, meski Muhammadiyah atau NU berbeda pendapat.
Dalam implemenlasinya, menurut Bruinessen, semua yang di luar ortodoksi Muhammadiyah dan NU dianggap sesat. Dari hal itulah MUI menjalankan fungsinya mengeluarkan Fatwa terhadap aliran sempalan (aliran sesat). Di satu sisi, Indonesia memiliki undang-undang kebebasan beragama. Terutama untuk agama-agama yang diakui. Kebebasan beragama, yang juga bagian dari HAM dipandang tidak boleh diusik. Semakin dilarang, justru malah menimbulkan solidaritas dan simpati. Namun di sisi lain, aliran sempalan selalu dipandang sebagai ancaman, baik oleh pemerintah maupun aliran mayoritas. Atas nama stabilitas dan keamanan, mengganggu dan melukai perasaan umat mayoritas, pemerintah dengan desakan umat segera memvonis aliran sesat sebagai aliran subversif yang dilarang hidup dan berkembang di Indonesia. Dua sisi dari satu mata uang itulah yang membuat pemerintah terkesan lamban dalam menyelesaikan masalah aliran sesat. Pemerintah "bingung" menghadapi dua tekanan. Di antara kelambanan pemerintah itulah muncul gerakan kekerasan terhadap kelompok yang digolongkan sebagai aliran sesat. Misalnya, penyerbuan massa terhadap Kampus Al-Mubarok, Parung, Bogor. Bagi massa yang menyerbu, penyerangan terhadap jemaat Ahmadiyah sudah menjadi keharusan. Apalagi ada fatwa MUI yang menilai Ahmadiyah aliran sesat dan tidak diakui sebagai ajaran Islam. Mereka melihat pemenntah tidak tegas terhadap Ahmadiyah, walaupun MUI telah memberi fatwa Ahmadiyah sebagai aliran sesat dan menyesatkan. Sedangkan bagi kelompok yang diserbu, mereka memandang ajaran yang diikuti dilindungi peraturan perundangan. Tindak kekerasan atau represi oleh masyarakat tidak dibenarkan. Pendekatan-pendekatan dengan kekerasan juga tidak menjamin munculnya efek jera bagi si penganut. Bahkan, mungkin sebaliknya, keyakinan semakin kuat dan kelompok semakin solid. Misalnya, Lia Eden, setelah keluar dari penjara menyatakan tetap tidak akan mengubah keyakinan dan membubarkan kelompoknya. Persoalan memang tidak akan tuntas ketika penyelesaiannya masih dilihat secara parsial dari dua kacamata yang berbeda, yakni pendekatan teologis-dogmatis dan pendekatan sosiologis. Bagaimana dengan cara pandang nasionalistis? Menarik untuk disimak pendapat Sekretaris Umum MUI , Ichwansyam. Munculnya sejumlah aliran sesat yang marak belakangan ini merupakan rekayasa intelijen. MUI pun menduga kemunculan aliran Al-Qiyadah Al-lslamiyah merupakan salah satu konspirasi intelijen untuk mengadu domba umat Islam. Disadari ataupun tidak, kemunculan Al Qiyadah sejatinya telah memunculkan pro dan kontra di kalangan umat Islam sendiri. Mantan presiden Abdurrahman Wahid sempat mengkritisi peran MUI yang telah mengeluarkan fatwa bahwa Al Qiyadah merupakan aliran sesat. Menurut Gus Dur aliran Al Qiyadah Al Islamiyah itu tidak sesat, melainkan salah. Gus Dur bahkan meminta kepada MUI dan Front Pembela Islam (HIM) agar tak campur tangan dalam urusan aliran Al-Qiyadah Al-Islamiyah. Menurutnya, aliran yang dinilai sesat itu seharusnya diserahkan kepada Pengawas Aliran Kepercayaan.Masyarakat (Pakem).
(Dwi Mingguan Inteliejn No 19 Th IV 2007)

MOSSAD DALANG ALIRAN SESAT

Kemuncuian aliran sesat Al Qiyadah Al Islamiyah ditengarai sebagai bagian Operasi intelijen Yahudi, Mossad. Kelompok pimpinan Ahmad Mushaddeq itu akan menggunakan tameng HAM dan demokrasi, untuk selanjutnya menuduh Indonesia telah mengekang kebebasan beragama.
Saat ini pihak asing tengah mempersiapkan opini bahwa Indonesia sebagai pelanggar kebebasan beragama selain pelanggar HAM. Tampilnya Mushaddeq di depan publik lewat media massa, menjadi modal utama agar Al Qiyadah Al Islamiyah kiprahnya dikenal dunia interhasional.
Nama Al Qiyadah Al Islamiyah sengaja dipilih untuk mengingatkan publik akan sisi-sisi negatif kelompok Al Qaida pimpinan Osama bin Laden. Pertimbangannya, bagi sebagian kelompok Islam, Osama dianggap sebagai pahlawan Islam karena keberaniannya melawan AS.
Al Qiyadah Al Islamiyah sengaja dimunculkan hampir bersamaan dengan maraknya protes kalangan Islam terhadap Ahmadiyah. Hal itu merupakan strategi AS. Pihak AS melihat Islam di Indonesia sebagai kekuatan yang potensial membahayakan AS. AS berharap, kekuatan kelompok Islam akan habis menghadapi berbagai kelompok aliran sesat. Pola perekrutan anggota Al Qiyadah Al Islamiyah hampir sama dengan operasi intelijen Yabudi. Seseorang yang sudah masuk menjadi anggota sulit untuk keluar, karena nyawa adalah taruhannya. Kelompok Al Qiyadah mempunyai pasukan terlatih untuk menghabisi anggota-anggotanya yang membangkang. Mereka sudah mempersiapkan berbagai skenario-skenario untuk menghadapi kelompok Islam. Selain kelompok Al Qiyadah, kelompok Ahmadiyah juga masih terus mengembangkan sayap. Ahmadiyah mendapat dukungan LSM yang dibiayai asing. Mereka mendukung Ahmadiyah atas nama kemanusiaan dan HAM.
Untuk mewujudkan tujuannya Mossad dan CIA memakai agen lokal yang sudah mendapat latihan intelijen asing. Mereka juga menyiapkan martir yang siap dijadikan target. Walaupun dalam operasi intelijen, martir ini tidak mengetahui jika yang dilakukan merupakan bagian operasi intelijen. Kasus Lia Eden juga mendapat dukungan asing. Walaupun dipenjara, Lia Eden sangat leluasa mengajarkan ajarannya dengan dukungan kader-kadernya. Mereka juga didukung LSM pro asing yang menyuarakan HAM, demokrasi dan kebebasan. Selama ini AS mendukung penuh liberalisasi Islam. Negara-negara sekutu AS juga mendukung muncul dan tersebarnya aliran sesat. Hal itu bisa dilihat dari pembelaan kaum liberal terhadap Al Qiyadah Al Islamiyah dan Ahmadiyah di Indonesia.
Sejumlah LSM Barat, seperti The Asia Foundation banyak memberikan bantuan dana. Di Yogyakarta, telah berdiri program studi Doktor Lintas Agama yang direkturnya seorang dari AS dan program ini didukung oleh tiga kampus: UGM, UIN Yogya, dan Universitas Kristen Duta Wacana. Dilihat dari programnya, terlihat adanya upaya membebaskan paham-paham dan aliran yang selama ini sudah dinyatakan sesat oleh umat Islam.
(Dwi Mingguan INtelijen No 19 Th IV 2007)