Semoga melalui media digital personal website yang sangat sederhana ini, tali silaturahmi dan pertemanan yang terputus dapat tersambung kembali dan mengakrabkan kita, sebab hidup dgn ilmu akan lebih mudah, hidup dgn seni akan lebih indah & hidup dgn iman pasti akan terarah.

Masukan yang bersifat membangun dapat dikirimkan melalui email : bagyoesx@gmail.com atau bagyo_27061965@yahoo.co.id atau SMS/Kontak HP 08159552196

09 Januari 2008

MEL GIBSON and JEWS PROBLEM

King of Malibu. Demikian salah satu julukan bagi Mel Gibson, aktor asal Australia yang berhasil menaklukkan Hollywood dan kini menjadi sutradara sekaligus produser bagi film-filmnya sendiri. Jika saja aktor yang namanya mulai diperhitungkan lewat film Madmax di era tahun 1980-an ini memiliki sikap yang sama dengan seleb Hollywood lainnya terhadap The Jews Issues, maka bisa jadi namanya mungkin tidak menonjol.
Salah satu hukum tidak tertulis di Hollywood adalah: Jangan sekali-kali menyinggung perasaan orang Yahudi atau menyinggung sentiment anti-Yahudi di pusat industri perfilman Amerika ini jika engkau mau terus sukses. Tetapi seorang Mel Gibson dengan penuh kesadaran dan juga nyali, menyatakan secara terbuka bahwa dirinya tidak suka dengan sepak-terjang orang-orang Yahudi, tidak saja orang-orang Yahudi yang memang banyak di Hollywood, tetapi juga dengan ulah kaum Yahudi di dunia.
Sebagai orang kreatif, Mel Gibson bahkan memasukkan pikiran-pikirannya dalam film-film yang digarapnya sendiri. Walau dalam hal ini dia tidak berterus-terang dan memilih bersikap diplomasi. Namun biar begitu, jaringan Yahudi Hollywood telah terluka dan berupaya agar karir Mel Gibson terganjal. Adu otot antara seorang Mel Gibson melawan jaringan Yahudi Hollywood terus berlangsung hingga tulisan ini dibuat. Belum ada hasil final, siapa yang menang dan siapa yang kalah. Atau bisa jadi tidak ada yang kalah dan tidak ada pula yang keluar sebagai pemenang.
.
Are You a Jew?
Setelah membuat film The Passion of The Christ yang di dalamnya Gibson secara tegas menyatakan Yesus disalib gara-gara pengkhianatan orang Yahudi, Gibson sebenarnya sudah menjadi incaran jaringan Yahudi Amerika. Namun saat itu 'penyerangan' terhadap Gibson masih dilakukan secara malu-malu, walau di sejumlah media massa Amerika, kelompok Yahudi ini mulai membuat kartun-kartun yang mengejek Gibson.
Kemarahan kelompok Yahudi Amerika bisa jadi kian meninggi saat terjadi insiden di Pacific Coast Highway, sebuah jalan raya di pantai Malibu, dekat kediamannya. Hari itu jum'at dini hari, 28 Juli 2006. Di daerah yang masuk ke dalam wilayah Los Angeles ini, di saat jarum jam baru menunjuk angka 02.36 waktu setempat, sebuah sedan Lexus LS 430 keluaran terbaru tiba-tiba melesat di Pacific Coast Highway.
Di sisi kanan jalan, sebuah kendaraan patroli LAPD (Los Angeles Police Department) tampak tengah mengawasi kendaraan yang lewat. Melihat Lexus yang berlari bagai orang kesetanan, dua orang petugas LAPD yang berada di dalam mobilnya melirik alat pengukur kecepatan kendaraan. Mereka tercengang melihat angka digital yang muncul di monitor kecilnya: 87 mil per jam. Padahal jalan raya tersebut masuk dalam zona kecepatan maksimal 45 mil per jam.
Mobil patrol polisi itu langsung tancap gas berupaya mengejar Lexus. Sirine berbunyi meraung-raung membelah kota. Sesuatu yang sangat biasa terjadi di Los Angeles. Tak lama kemudian, mobil polisi berhasil menghentikan Lexus. Dua petugas LAPD keluar dengan sangat hati-hati, Seorang tetap di mobil dengan pistol terarah ke ruang kemudi Lexus, dan yang seorang lagi menghampiri mobil mewah tersebut dengan sebelumnya memerintahkan agar pengemudi keluar dari mobil dengan kedua tangan terangkat keatas.
Seorang lelaki keluar dengan gerakan agak limbung. Kedua petugas LAPD tersebut kaget bukan kepalang. Mereka sangat mengenal orang ini. "Tuan Gibson, anda telah melanggar batas kecepatan kendaraan...," ujar salah seorang petugas. Dia mencium bau alkohol dari tubuh aktor dan sutradara ternama Holywood tersebut. Steve Whitmore, Juru Bicara LAPD, menceritakan kembali kejadian tersebut kepada wartawan, "Setelah dilakukan serangkaian tes kepada Mel Gibson, LAPD menemukan bukti bahwa tokoh tersebut berada di bawah pengaruh alkohol ketika ngebut di jalan raya, Di dalam darahnya kami menemukan ada kandungan alkohol sebesar 0,12 persen. Padahal di California ini, pengemudi berusia 21 tahun ke atas hanya diizinkan di bawah 0,08 persen. Atas pelanggaran tersebut, LAPD menahan Mel Gibson di dalam selnya. Mel Gibson masuk penjara pukul 04,06 pagi dan beberapa jam kemudian, pukul 09.45 waktu setempat, dibebaskan dengan membayar uang jaminan sebesar lima ribu dollar Jika saja ceritanya hanya sampai di situ maka peristiwa penahanan sementara Mel Gibson boleh jadi merupakan cerita yang sangat biasa. Hanya saja, saat ditangkap polisi, Mel Gibson sempat dengan nada marah berkata pada petugas LAPD, "Semua Yahudi harus bertanggungjawab terhadap seluruh peperangan yang terjadi di muka bumi!'.
James Mee, sang polisi tersebut, terkejut mendengar ucapan Mel Gibson yang di Amerika merupakan sebuah tabu yang luar biasa dan akan memiliki implikasi yang sangat luas. Melihat wajah polisi yang menunjukkan kekagetan, Met Gibson berkata lagi, "Are you a Jew?"
Dengan cepat segala pernyataan Gibson tersebar di seantero Amerika. Berbagai kelompok Yahudi Amerika dengan serius menuding Mel Gibson merupakan seorang anti Semit. Terlebih bukan sekali ini saja sikap bermusuhan terhadap orang-orang Yahudi yang ditunjukkan dengan telanjang oleh Gibson. Beberapa peristiwa terdahulu juga menunjukkan hal serupa.
Seperti yang telah disinggung di muka, dalam "The Passion of Christ "sendiri misalnya, di dalam film yang mengisahkan kehidupan Yesus 18 jam sebelum disalib, Gibson yang menyutradarai film ini dengan tegas hendak mengatakan bahwa kaum Yahudilah yang sesungguhnya berada di balik penyaliban dan kesengsaraan Yesus. Film ini mendapat kecaman dan juga pujian di seluruh dunia.
Yang memuji menyatakan bahwa Gibson telah sangat berhasil memotret kesengsaraan Yesus ketika mendapat siksaan dan penguasa Romawi Herodes dan kaki tangannya. Sedangkan yang mengecam, kebanyakan dari kelompok Zionis, menyatakan bahwa Gibson menuding kaum Yahudi telah menyiksa Yesus dan secara tegas memperlihatkan sosok Gibson scbagai seorang anti-Semit. Selain itu, beberapa waktu lalu Gibson juga telah menyatakan keinginannya untuk memproduksi sebuah film tentang mitos holokous. Menurut Gibson, peristiwa holokous yang diklaim kelompok Zionis Internasional sebagai tragedi besar pembantaian enam juta Yahudi Eropa yang dilakukan Nazi Jerman selama Perang Dunia II merupakan sebuah kebohongan yang sangat besar.
Ayah dari Mel Gibson, Hutton Gibson, mendukung sikap anaknya dan dengan berani menyatakan keyakinannya bahwa holokous hanya sebuah mitos dan kedustaan yang tak layak untuk dipercayai sedikit pun. Mel bersama Hutton pun mengajak seluruh warga Amerika dan dunia untuk bisa bersikap kritis terhadap perjalanan sejarah dunia yang seluruhnya mereka yakini ada yang mendalanginya demi mencapai tujuan politik dan kekuasaannya atas seluruh bangsa di dunia.
Atas sikap bapak dan anak ini, berbagai kelompok Zionis Amerika secara rapi berupaya untuk mematahkan karir dan kreativitas Mel Gibson.
Bukan seorang Mel Gibson jika ia tidak berani mempertanggung-jawabkan segala yang dinyatakannya. "Saya bukan seorang rasialis, bukan pula anti-Semit, seperti yang banyak dituduhkan kepada saya. Saya hanya ingin berkata jujur tentang apa yang saya yakini. Jika hal ini menyinggung perasaan sekelompok orang, maka saya menyatakan minta maaf," ujarnya ringan.
Bagi orang-orang Yahudi Amerika, permintaan maaf ini dirasa belum cukup. Apalagi secara sepihak Gibson telah membatalkan acara kunjungannya ke komunitas Yahudi Amerika. Maka berbondong-bondonglah orang-orang dan organisasi Yahudi Amerika melakukan pencitra-burukan terhadap Mel Gibson, antara lain lewat berbagai kartun dan karikatur yang bernada sinis bahkan kasar yang dimuat di berbagai surat kabar dan majalah yang beredar luas di Amerika dan juga Eropa. Entah bagaimana 'pertarungan' ini akan berakhir. Yang jelas, Mel Gibson telah berupaya menjadi seseorang yang jujur. la merupakan sedikit bintang Hollywood yang berani bersikap beda.
.
(Majalah Era Muslim Digest Edisi Koleksi III Tahun 2007)

Tidak ada komentar: