Semoga melalui media digital personal website yang sangat sederhana ini, tali silaturahmi dan pertemanan yang terputus dapat tersambung kembali dan mengakrabkan kita, sebab hidup dgn ilmu akan lebih mudah, hidup dgn seni akan lebih indah & hidup dgn iman pasti akan terarah.

Masukan yang bersifat membangun dapat dikirimkan melalui email : bagyoesx@gmail.com atau bagyo_27061965@yahoo.co.id atau SMS/Kontak HP 08159552196

05 September 2007

Alasan Politik dan Militer Globalisasi Ekonomi

Pernyataan sebagian besar orang tentang analogi yang tepat antara Amerika Serikat dan Kekaisaran Romawi layaknya pernyataan bahwa sejarah Imperium Amerika tidak dimulai pada 1948, sebagai reaksi atas kudeta di Prague dan reaksi atas pembentukan lingkungan pengaruh Soviet. Mereka berpendapat bahwa sistem Amerika tersebut dibangun pada 1945, saat berakhirnya perang dunia yang mengukuhkan supremasi industri dan militer Amerika Serikat. Ambisi Amerika yang baru adalah menaklukkan secara fundamental protektorat Jerman dan Jepang—dua tambahan penting karena kepentingan ekonomi—yang dimulai pada 1945. Jerman merupakan kekuatan industri terbesar kedua di dunia sebelum perang dunia, dan Jepang adalah kekuatan industri terbesar kedua dunia saat ini. Dengan kekuatan militer, Amerika Serikat berambisi meneguhkan kekuasaannya atas kedua negara ini sebagai dua fokus penting pengendalian ekonomi dunia. Inilah alasan membandingkan sejarah Amerika Serikat dengan Kekaisaran Romawi.
Dibanding Athena, dimensi ekonomi dan sosial Roma didokumentasikan jauh lebih baik. Penilaian distorsi struktur sosial Romawi akibat akumulasi modal kekayaan yang dihasilkan di wilayah-wilayah luar yang berada di bawah kekuasaan militer, sebenarnya memungkinkan.
Selama 100 tahun setelah kemenangannya yang menentukan atas Carthage, pada akhir Punic War kedua, Roma berekspansi dengan cepat ke timur dan menjadi penguasa di seluruh Mediterranean Basin. Roma memiliki sumber-sumber lahan, uang, dan budak yang tidak terbatas. Roma memungut pajak atau upeti di seluruh wilayah kekuasaannya dan dapat mengirimkan bahan makanan dan hasil-hasil pabrik secara besar-besaran ke ibukota pusat. Para petani dan buruh di Italia merasa kekuatan ekonominya merapuh sebagaimana ekonomi Mediterranean yang "disatukan" oleh kekuasaan politik Roma. Masyarakat tersebut dibedakan antara, proletar yang lemah secara ekonomi di satu sisi, dan kapitalis yang rakus disisi lain. Dengan kekayaannya, kelas kapitalis minoritas mengatur mayoritas penduduk yang 'dimiskinkan'. Kelas-kelas menengah runtuh. Sebuah proses yang mengakhiri republik dan mengawali bentuk politik yang dikenal sebagai "kekaisaran" sesuai dengan observasi Aristoteles (Politics 4.11) tentang kepentingan kelas sosial menengah atas sistem politik yang stabil. Walaupun suka membangkang, sebagai kelas yang secara geografis penting karena eksistensinya, kelas proletar dihidupi atas biaya kekaisaran tersebut. Bagi siapapun yang tertarik pada globalisasi ekonomi yang digalakkan Amerika, perbandingan persamaan dan perbedaan dengan model-model kuno ini sangat membantu. Baik diungkapkan dengan preseden Athena ataupun Romawi, terbukti bahwa kekuasaan ekonomi di sebuah wilayah membutuhkan sokongan politik dan militer untuk mengukuhkannya. Sesuai kapasitas kajiannya, Visi politis bidang ekonomi, membenarkan pendapat populer yang melihat globalisasi sebagai sebuah fenomena politik. Stigma yang telah menyebar luas ini, mengangankan sebuah dunia ekonomi liberal dimana bangsa, negara, dan kekuatan militer tidak ada didalamnya. Namun, ketika sampai pada contoh Athena dan Roma, mustahil tidak dipahami bahwa pembentukan ekonomi dunia secara global adalah hasil dari proses politikomiliter yang tidak bisa dijelaskan tanpa merujuk dimensi politikomiliter sistem tersebut.
(Emmanuel Todd, "After the Empire : The Breakdown of the American Order", diterjemahkan menjadi "Menjelang Keruntuhan Amerika" oleh Siwi Purwandari, Penerbit Menara, 2002).

Tidak ada komentar: