Semoga melalui media digital personal website yang sangat sederhana ini, tali silaturahmi dan pertemanan yang terputus dapat tersambung kembali dan mengakrabkan kita, sebab hidup dgn ilmu akan lebih mudah, hidup dgn seni akan lebih indah & hidup dgn iman pasti akan terarah.

Masukan yang bersifat membangun dapat dikirimkan melalui email : bagyoesx@gmail.com atau bagyo_27061965@yahoo.co.id atau SMS/Kontak HP 08159552196

05 September 2007

JAJANAN SEKOLAH MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

Sebagian besar makanan jajanan yang dijual di sekitar lingkungan sekolah di Depok positif mengandung bahan yang berbahaya bagi kesehatan. "Ini harus menjadi perhatian semua pihak, baik orangtua, guru, siswa, pedagang maupun instansi terkait," papar Kepala Bidang Farmasi dan Makanan Dinas Kesehatan Kota Depok, Ani Rubiani, dalam forum seminar hasil survei Dinkes Depok terhadap makanan jajanan di sekolah Kota Depok, Rabu (5/9).
Sebelumnya, Dinas Kesehatan Kota Depok bekerja sama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) telah melakukan survei serta pengambilan sampel makanan jajanan di 60 sekolah di enam kecamatan sejak awal Agustus lalu. Setiap sampel dianalisis di laboratorium Saraswati Bogor untuk mengukur kandungan Bahan Tambahan Pangan (BTP).
Hasilnya cukup mengejutkan. Sebagian besar dari sampel tersebut, positif mengandung BTP melebihi kadar yang diizinkan. Survei mencatat, BTP yang banyak ditemukan di makanan jajanan sekolah antara lain, boraks (Kecamatan Limo, Beji dan Pancoran Mas), formalin (Kecamatan Sukmajaya dan Beji, metanil (Sukmajaya dan Cimanggis), rhodamin (Sawangan, Beji, Pancoran Mas), serta siklamat (Sukmajaya, Pancoran Mas, dan Sawangan).
Kandungan bahan berbahaya yang terdapat di beberapa jenis jajanan, yakni jajanan tahu mengandung formalin 42,10 persen, bakso mengandung boraks hingga 88,90 persen, es teh mengandung siklamat 40 persen, mi mengandung zat pewarna 14,30 persen, dan gulali mengandung zat pewarna hingga 60 persen. "Kandungan bahan berbahaya pada kadar tersebut jelas tidak memenuhi syarat kesehatan," tegasnya.
BTP merupakan bahan yang dilarang karena berbahaya bagi kesehatan manusia. Misalnya, mie bakso yang mengandung boraks dalam jangka panjang dapat meninibulkan penimbunan dalam otak, hati, dan jaringan lemak. Sedangkan jangka pendeknya, gejala yang biasanya muncul adalah keracunan, mual, muntah, diare, berlendir dan berdarah, kejang perut dan gangguan peredaran darah.
Menurutnya, terdapat beberapa BTP yang tidak diizinkan untuk dicampurkan pada makanan. Yakni boraks yang biasanya dipakai untuk antiseptik dan pembunuh kuman, formalin untuk mengawetkan mayat dan organ tubuh, serta rodhamin dan metanil yellow yang merupakan pewarna tekstil.
Kepala Lembaga Penelitian dan Pemberdayaan Masyarakat IPB7 Rizal Syarief mengatakan, mengonsumsi makanan jajanan yang mengandung bahan berbahaya, akan menyebabkan sejumlah gangguan dalam fungsi tubuh. "Kita bisa kena keracunan akut dan kronis," ungkap dia.
Keracunan akut lebih berefek langsung yakni terserang diare, yang tidak tertutup kemungkinan dapat menimbulkan bahaya kematian. Sedangkan keracunan kronis, biasanya menahun antara lima hingga 10 tahun. "Formalin contohnya, bisa membuat usus menjadi keras dan perih, sedangkan zat pewarna menyebabkan kanker," katanya.
Sejumlah pedagang makanan yang ditemui mengaku tidak tahu yang disebut bahan pengawet atau beracun, "Saya menjual tahu goreng sudah bertahun-tahun tapi tidak tau kalau ada kandungan bahan berbahayanya," tutur Rudi, penjuai tahu goreng di sekitar gedung SD Depok Jaya 3.
(Republika, 6 September 2007, halaman 22)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

hi every person,

I identified bagyoesx.blogspot.com after previous months and I'm very excited much to commence participating. I are basically lurking for the last month but figured I would be joining and sign up.

I am from Spain so please forgave my speaking english[url=http://wrbehindthescenes.info/forum].[/url][url=http://irsportsnews.info/forum].[/url][url=http://submityournewsri.info/forum].[/url]