Semoga melalui media digital personal website yang sangat sederhana ini, tali silaturahmi dan pertemanan yang terputus dapat tersambung kembali dan mengakrabkan kita, sebab hidup dgn ilmu akan lebih mudah, hidup dgn seni akan lebih indah & hidup dgn iman pasti akan terarah.

Masukan yang bersifat membangun dapat dikirimkan melalui email : bagyoesx@gmail.com atau bagyo_27061965@yahoo.co.id atau SMS/Kontak HP 08159552196

26 September 2007

MELACAK ZIONIS DI INDONESIA

Zionis-Yahudi mengakar kuat di Indonesia. Melalui antek-anteknya yang ada di Indonesia, mereka berhasil menguasai sektor ekonomi, terutama bidang perbankan dan merasuki budaya Indonesia...

Sejak mencuatnya kasus grup band Dewa yang diprotes lantaran menginjak-injak karpet bermotif lafaz Allah saat manggung di salah satu stasiun televisi, obrolan seputar Yahudi, Zionis dan Freemasonry makin rame. Apalagi, pentolan Dewa, Ahmad Dhani, selama ini kerap dijumpai mengenakan kalung Bintang David, simbol Zionis-Israel.
Untuk mengetahui lebih dalam jaringan kaum yang dikutuk Allah SWT itu, berbagai kalangan menggelar berbagai forum diskusi dan dialog tentang Zionis-Yahudi. Selasa (31/ 5) lalu, misalnya, Kajian Islam Cibubur Pesantren Tinggi Husnayain, Pimpinan KH A Cholil Ridwan menggelar sebuah diskusi yang bertajuk "Bahaya Gerakan YAHUDI di Indonesia". Ridwan Saidi, salah seorang pembicara dalam dialog itu, mengaku prihatin dengan kondisi umat saat ini. Sebab, banyak umat yang masih tidak percaya gerakan Zionis-Yahu­di. Bahkan sebagian kaum Muslimin memandang tudingan gerakan Zionis-Yahudi sebagai sesuatu yang mengada-ada. Padahal, dampak dan gerakan Zionis ini sangatlah merugikan kaum Muslimin bahkan umat manusia.
"Siapa bilang tidak ada gerakan Zionis-Yahudi di sini. Ada dong, sebab akarnya terlalu kuat di Indonesia. Mereka masuk sejak zaman Hindia Belanda," ujar pria yang pulunan tahun meneliti dan mengkaji gerakan Zionis-Yahudi itu.
Benarkah akar Zionis-Ya­hudi begitu kuat di Indonesia? Apa saja indikasi dan buktinya? Memang, tak mudah melacak jejak gerakan berbahaya ini di Indonesia. Apalagi selama ini, Zionis-Yahudi, memang gera­kan tertutup. Aktivitas mereka berkedok kegiatan sosial atau kemanusiaan. Namun sasaran dan tujuannya sangat jelas: Merusak kaum lain.
Ibarat orang yang sedang buang angin dengan pelan: tercium baunya, tapi tak nampak wujudnya. Tidak mudah mengendus dan mendeteksi me­reka. Namun dengan membuka-buka catatan sejarah, kabut dan misteri seputar jari­ngan Zionis-Yahudi di Indone­sia akan terbuka lebar
Gedung dan bangunan ternyata tak hanya memiliki estetika, namun juga menyimpan sejarah peradaban, tak terkecuali gerakan Zionis-Yahudi di Indonesia. Dari sejumlah dokumen sejarah, tidak sedikit gedung-gedung yang berdiri dan beroperasi saat ini yang ternyata dulunya pemah menjadi pusat pengendali gerakan Zionis-Yahudi di Indonesia.
Satu di antaranya adalah gedung induk yang saat ini dipakai pemerintah untuk kantor Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Jalan Taman Suropati, Menteng, Jakarta Pusat. Dalam buku "Menteng Kota Taman Pertama di Indonesia" karangan Adolf Hueken, SJ, disebutkan, awalnya gedung yang kini berperan penting merencanakan pembangunan In­donesia itu adalah bekas loge-gebouw, tempat pertemuan para vrijmetselaar.
Loge-gebouw atau rumah arloji sendiri adalah sebuah sinagog, tempat peribadatan kaum Yahudi. Dulu, kaum Yahudi memakainya untuk tempat "sembahyang" atau "ngeningkan cipta" kepada Tuhan. Karena tempat itu sering dipergunakan untuk memanggil-manggil roh ha-lus, maka masyarakat Indone­sia sering menyebut loge sebagai rumah setan.
Sementara Vrijmetselarij adalah organisasi bentukan Zionis-Yahudi di Indonesia (Dulu Hindia Belanda). Ridwan Saidi dalam bukunya "Fakta dan Data Yahudi di In­donesia" menuliskan bahwa pimpinan Vrjmetselarij di Hin­dia Belanda sekaligus adalah ketua loge.
Vrijmetselarij bukanlah organisasi yang berdiri sendiri. la merupakan bentukan dari organisasi Freemasonry, sebuah gerakan Zionis-Yahudi internasional yang berkedudukan di London, Inggris. Pada tahun 1717, para emigran Yahudi yang terlempar ke Lon­don, Inggris, mendirikan sebuah gerakan Zionis yang diberi nama Freemasonry. Organi­sasi inilah yang kini mengendalikan gerakan Zionis-Yahudi di seluruh dunia.
Dalam kenyataannya, ge­rakan rahasia Zionis-Yahudi ini selalu bekerja menghancurkan kesejahteraan manusia, merusak kehidupan politik, ekonomi dan sosial negara-negara yang ditempatinya. Mereka ingin menjadi kaum yang menguasai dunia dengan cara merusak bangsa lain, khususnya kaum Muslimin.
Mereka sangat berpegang pada cita-cita. Tujuan akhir dari gerakan rahasia Zionis-Yahudi ini, salah satunya, adalah mengembalikan bangunan Haikal Sulaiman yang terletak di Masjidil Aqsha, daerahAI-Quds yang sekarang dijajah Israel. Target lainnya, mendirikan sebuah pemerintahan Zionis internasional di Palestina, seperti terekam dari hasil pertemuan para rabbi Yahudi di Basel.
Seperti disinggung di atas, gedung Bappenas memiliki sejarah kuat dengan gerakan Zionis-Yahudi. Tentu, bukan suatu kebetulan, jika lembaga donor dunia seperti Interna­tional Monetary Fund (lMF)yang dikuasai orang-orang Yahudi sangat berkepentingan dan menginginkan kebijakan yang merencanakan pembangunan di Indonesia selaras dengan program mereka.
Satu per satu bukti kuatnya jejak Zionis-Yahudi di Indone­sia bermunculan. Jejak me­reka juga nampak di sepanjang Jalan Medan Merdeka Ba­rat dengan berbagai gedung pencakar langitnya. Menurut Ridwan Saidi, semasa kolonial Belanda, Jalan Medan Mer­deka Barat bemama Jalan Bla-vatsky Boulevard, Nama Bla­vatsky Boulevard sendiri tentu ada asal-usulnya. Pemerintah kolonial Belanda mengambil nama Blavatsky Boulevard dari nama Helena Blavatsky, seorang tokoh Zionis-Yahudi asal Rusia yang giat mendukung gerakan Freemasonry.
Siapa Blavatsky? Pada November 1875, pusat gera­kan Zionis di Inggris, Fremasonry, mengutus Madame Bla­vatsky—demikian Helena Blavatsky biasa disebut—ke New York. Sesampainya di sana, Blavatsky langsung mendirikan perhimpunan ka­um Theosofi. Sejak awal, or­ganisasi kepanjangan tangan Zionis-Yahudi ini, telah menjadi mesin pendulang dolar bagi gerakan Freemasonry.
Di luar Amerika, sebut misalnya di Hindia Belanda, Bla­vatsky dikenal sebagai propagandis utama ajaran Theosofi. Pada tahun 1853, saat perjalanannya dari Tibet ke Inggris, Madame Blavatsky pernah mampir ke Jawa (Batavia). Selama satu tahun di Batavia, ia mengajarkan Theosofi kepada para elit kolonial dan masyarakat Hindia Belanda.
Sejak itu, Theosofi menjadi salah satu ajaran yang berkembang di Indonesia. Salah satu ajaran Theosofi yang uta­ma adalah menganggap semua ajaran agama sama. Aja­ran ini sangat mirip dan sebangun dengan pemahaman kaum liberal yang ada di Indo­nesia.
Menurut cerita Ridwan Saidi, di era tahun 1950-an, di Jalan Blavatsky Boulevard (kini Jalan Medan Merdeka Barat) pemah berdiri sebuah logo atau sinagog. Untuk misinya, kaum Yahudi memakai loge itu sebagai pusat kegiatan dan pengendalian gerakan Zionis di Indonesia. Salah satu kegiatan mereka adalah membuka kursus-kursus okultisme (pemanggilan makhluk-makhluk halus).
"Jika saat ini saham mayoritas Indosat dikuasai Singtel, salah satu perusahaan telekomunikasi Yahudi asal Singapura, maka itu sangat wajar. Sebab dulunya Indosat adalah sinagog dan kembai juga ke sinagog," ujar mantan anggota DPR yang pernah menginjakkan kakinya ke Is­rael tersebut.
Di sepanjang Jalan Juanda (Noordwijk) dan Jatan Vet­eran (Rijswijk) jejak Zionis-Yahudi juga ada. Dalam sebu­ah artikel di sebuah media massa yang terbit di Jakarta, sejarawan Betawi Alwi Shahab menyebutkan, pada abad ke-19 dan ke-20, sejumlah orang Yahudi menjadi pengusaha papan atas di Jakarta. Beberapa di antaranya bernama Olislaegar, Goldenberg dan Ezekie. Mereka menjadi pedagang sukses dan tangguh yang menjual permata, emas, intan, perak, arloji, kaca mata dan berbagai komoditas lainnya. Toko mereka berdiri di sepanjang Jalan Risjwijk dan Noorwijk.
Masih menurut Alwi, pada tahun 1930-an dan 1940-an, jumlah orang Yahudi cukup banyak di Jakarta. Bisa mencapai ratusan orang. Mereka pandai berbahasa Arab, hingga sering dikira sebagai orang keturunan Arab. Bahkan Gubernur Jenderal Belanda, Residen dan Asisten Restden Belanda di Indonesia banyak yang keturunan Yahudi.
Yahudi di Batavia memiliki persatuan yang sangat kuat. Setiap hari Sabtu, hari suci kaum Yahudi, mereka sering berkumpul. Tempatnya di gedung yang kala itu terletak di sekitar Mangga Besar, Jakarta Barat. Di gedung itu, seorang rabbi, imam kaum Yahudi, memberikan wejangan dengan membaca Kitab Zabur.
"Merantau" sudah menjadi tradisi hidup kaum Zionis-Yahudi. Tidak ada daerah yang tidak mereka rambah. Di luar Jakarta, kaum Yahudi menetap di daerah Bandung, Jawa Barat. Pengamat Yahudi asal Bandung, HM Usep Romli mengatakan, mereka masuk Bandung sejak tahun 1900-an. Untuk meredam resistensi masyarakat Bandung, mereka masuk melalui jalur pendidikan dengan berprofesi seba­gai guru. Kebanyakan dari me­reka adalah pengikut aliran Theosofi, kaki tangan gerakan Freemasonry internasional. Tempat kumpul mereka berada di sebuah rumah yang terle­tak di dekat Jalan Dipati Ukur. Masyarakat menyebut rumah itu sebagai rumah setan.
"Dulunya, kawasan Dipati Ukur adalah tempat tinggal orang-orang Belanda dan tem­pat berkumpulnya kaum terpelajar, baik dari Belanda maupun pribumi. Itulah kenapa jika ditengok kawasan Dipati Ukur saat ini, banyak sekali berdiri lembaga-lembaga pendidikan, termasuk Universitas Padjajaran (Unpad). Namun saya tidak tahu di mana tepatnya markas kaum Theosofi tersebut," ujar Usep. Pada dasarnya, mereka tidak mengalami kesulitan menjajakan pemahamannya karena berpenampilan lembut, sopan dan ramah. Karenanya banyak masyarakat yang simpati dan tertarik dengan me­reka. Sampai-sampai banyak masyarakat mengultuskan ucapan dan ajaran mereka, hingga mengikuti ritual agama Yahudi. 'Tanpa disadari ajaran Zionis masuk ke hati dan pikiran masyarakat Bandung dan tumbuh menjadi suatu ajaran yang kuat," tandas Usep.
Khusus di Surabaya, ka­um Yahudi membentuk komunitas sendiri di beberapa ka­wasan kota lama, seperti Bubutan dan Jalan Kayon. Di Jalan Kayon No 4, Surabaya, hingga kini berdiri sebuah sinagog, tempat peribadatan kaum Yahudi. Selama ini gerakan mereka tidak mudah terdeteksi masyarakat karena mereka berkedok yayasan sosial dan amal. (Baca: Kamuflase Ka­um Yahudi di Surabaya).
Panah beracun Zionis-Ya-hudi terus dilepaskan dari busumya dan terus mengenai sasarannya. Setelah menunggu satu dekade, kini mereka sedang memanen buahnya. Melalui antek-anteknya di Indo­nesia, kaum Zionis-Yahudi "menyetir" dunia politik, sektor ekonomi, terutama bidang perbankan dan jaringan telekomunikasi.
Transaksi saham menjadi modal ampuh mengendalikan Indonesia. Singtel, perusahaan telekomunikasi milik orang Yahudi yang berkedudukan di Singapura misalnya, tahun lalu, berhasil menguasai kepemilikan PT Indosat, sebagaimana diungkapkan Ridwan Saidi. Mereka berhasil menjadi pemegang saham terbesar dan berhak mengatur arah policy Indosat ke depan. Komunikasi Indonesia, melalui Indosat misalnya, dalam kendali Yahudi?
Hal serupa terjadi dalam dunia pemberitaan. Bhakti Investama, sebuah perusahaan yang sebagian sahamnya milik George Soros, seorang Yahudi yang pada tahun 1998 mengacak-acak ekonomi Indonesia. Dengan membeli saham, dia mulai memasuki industri media di Indonesia
Ritel juga menjadi sasaran utama mereka. Philip Morris, sebuah perusahaan rokok du­nia milik seorang Yahudi asal Amerika menguasai kira-kira sembilan puluh persen saham perusahaan rokok PT Sampoerna. la pun berhak mengendalikan bisnis perusahaan rokok ternama di Indonesia itu.
Bidang budaya tak luput dari garapan mereka. Untuk menjauhkan Islam dari agamanya, mereka masuk ke dalam kebatinan Jawa. Kuatnya akar Freemasonry dapat dilihat dari mantra-mantra memanggil roh halus atau jin yang memakai bahasa Ibrani, bahasa khas kaum Yahudi,
Bau Zionis-Yahudi juga tercium tajam di dunia perjudian. Dadu yang sering dipakai dalam permainan judi bermata hewan Zionis. "Ini fakta. Oleh sebab itu saat menerima laporan dari bawahannya tentang kuatnya akar Zionisme-Yahudi di Indonesia, Hitler, pemimpin NAZI langsung mengirim pasukannya ke Hindia Belanda untuk memerangi mereka," ujar Ridwan.
Jelas, gerakan Zionis-Ya­hudi bukanlah gerakan fiktif atau mengada-ada. la benar-benar nyata dan terus akan bergerak sampai cita-citanya tercapai: Menguasai dunia.
Oleh sebab itu, kaum Muslimin harus terus memperkuat diri dengan Islam. Tidak boleh lengah atau lalai sedikit pun. Tetap waspada, jangan mudah termakan dengan pikiran atau paham bebas, dan rapatkan barisan, adalah modal kuat melawan mereka. Dan, tak kalah pentingnya, adalah memperkuat dan mengembangkan jaringan dan gerakan yang sedang kita bangun.

Rivai Hutepea
Laporan: Artawiiaya, Fad Rahman, Afriadi, Mescudya (Sabili 15 Juni 2005)

3 komentar:

Anonim mengatakan...

Drop upon assent to the mundane with two backs casinos? affirm this latest [url=http://www.realcazinoz.com]casino[/url] president and personate evasively online casino games like slots, blackjack, roulette, baccarat and more at www.realcazinoz.com .
you can also at liberty our make one's way [url=http://freecasinogames2010.webs.com]casino[/url] require at http://freecasinogames2010.webs.com and be beneficiary to in realized fabulously touched in the headmaster !
another boaster [url=http://www.ttittancasino.com]casino spiele[/url] livelihood is www.ttittancasino.com , in lieu of of german gamblers, element of in philanthropic online casino bonus.

Anonim mengatakan...

top [url=http://www.c-online-casino.co.uk/]uk casino bonus[/url] hinder the latest [url=http://www.realcazinoz.com/]free casino[/url] free no store perk at the leading [url=http://www.baywatchcasino.com/]baywatchcasino.com
[/url].

Anonim mengatakan...

[url=http://www.23planet.com]casinos online[/url], also known as accepted casinos or Internet casinos, are online versions of presentation ("cobber and mortar") casinos. Online casinos allot gamblers to uphold up and wager on casino games unqualifiedly the Internet.
Online casinos habitually announce odds and payback percentages that are comparable to land-based casinos. Some online casinos contend higher payback percentages with a chapter unpremeditated gismo games, and some induce known payout excellence audits on their websites. Assuming that the online casino is using an fittingly programmed indefinitely epitomize up generator, proffer games like blackjack take a rest an established feign register edge. The payout participation after these games are established during the rules of the game.
Innumerable online casinos sublease or favour stumble on their software from companies like Microgaming, Realtime Gaming, Playtech, Worldwide Imposture Technology and CryptoLogic Inc.