Semoga melalui media digital personal website yang sangat sederhana ini, tali silaturahmi dan pertemanan yang terputus dapat tersambung kembali dan mengakrabkan kita, sebab hidup dgn ilmu akan lebih mudah, hidup dgn seni akan lebih indah & hidup dgn iman pasti akan terarah.

Masukan yang bersifat membangun dapat dikirimkan melalui email : bagyoesx@gmail.com atau bagyo_27061965@yahoo.co.id atau SMS/Kontak HP 08159552196

25 November 2007

Aliran sesat : SKENARIO HANCURKAN GERAKAN ISLAM

Oleh : Hendra Noer, Pengamat Politik Islam.
.
.
Munculnya aliran sesat sekarang ini ada katian dengan operasi khusus (Opsus) seperti yang dijalankan era 80-an?
Kalau saya melihat kemunculan aliran sesat sekarang ini bila dibandingkan dengan opsus era 80-an sangat berbeda. Karena aliran sesat sekarang ini, berdasarkan akidahnya sudah melanggar. Opsus era 80-an yang memunculkan Islam radikal bertujuan untuk menangkap umat Islam yang melawan pemerintahan Soeharto. Adapun cara yang digunakan dengan operasi "pancing, jaring" dibentuk organisasi Islam radikal. Secara kasat mata organisasi ini bertujuan Jihad, tapi mempunyai tujuan untuk menangkap umat Islam yang melawan pemerintah. Dalam Opsus era 80-an, organisasi yang diciptakan tidak bertentangan dengan akidah Islam, seperti mengajarkan Rukun Islam, Rukun Iman, dan berjihad, tapi itu semua hanya sebuah kedok untuk menangkap umat Islam. Selain itu, Opsus ini juga memunculkan Islam Jamaah yang akhirnya berbentuk Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) dari namanya saja mirip dengan DDII (Dewan Dakwah Islam Indonesia) yang didirikan para aktivis Islam seperti M Natsir, Prof Rasyidi, Kasman Singodimedjo, yang bertujuan untuk menyudutkan DDII. Sekarang ini muncul aliran Al Qiyadah Al Islamiyah pimpinan Ahmad Mushadeq yang mengajarkan tidak wajibnya berpuasa, tidak mewajibkan sholat dan ini sudah melanggar akidah Islam. Kalau saya melihat Opsus era 80-an lebih ditekankan memunculkan kelompok Islam radikal dengan porsi yang cukup banyak, ditambah dengan munculnya aliran sesat. Tapi untuk sekarang ini, tapi saya tidak katakan sebagai Opsus, karena ada faktor lain yang menimbulkan seperti era globalisasi maupun kekeringan spiritual. Bahwa sekarang ini porsi yang lebih ditekankan munculnya aliran sesat, tapi tidak menutup kemungkinan munculnya Islam radikal.
.
Kemunculan berbagai aliran akibat kebebasan yang berlebihan?
Kita terlalu liberal betul. Setelah kran demokrasi dibuka, kita bisa mengakses semua bentuk informasi baik yang negatif maupun positif. Kalau jaman dulu dengan informasi yang tertutup walaupun di satu sisi kurang bagus untuk pengembangan kreativitas umat Islam, tapi tidak menampilkan informasi yang buruk seperti pornografi. NU dan Muhammadiyah sebagai kekuatan umat Islam perlu memberikan penguatan para dai. Dulu ada puluhan dai muda yang dikirim ke daerah dan tidak diekspos. Para dai ini mampu memberikan penguatan akidah pada umat Islam.
.
Kelompok Al Qiyadah Al Islamiyah dimanfaatkan pihak asing?
Kelompok ini bisa dijadikan instrumen asing untuk memukul kekuatan Islam. Ada kekuatan ketiga yang memakai kelompok ini. Kalau berdasarkan analisa saya yang menggunakan cara-cara ini adalah militer. Baik militer lokal maupun asing, biasanya yang menggunakan taktik seperti ini, bisa juga sipil yang dimiliterkan dalam arti dilatih dan dididik secara militer.
.
Munculnya aliran sesat sekarang ini pelakunya militer?
Saya sudah katakan ada perbedaan. Kalau Opsus era 80 yang melakukan Ali Moertopo dengan membentuk kelompok organisasi Islam radikal yang membuat image Islam jelek. Cara yang mereka kerjakan menggunakan operasi "pancing jaring", di mana kelompok Islam yang berpotensi melawan negara kemudian negara membentuk organisasi Islam radikal. Dengan sendirinya orang Islam yang berpotensi melawan negara, mudah ditangkap. Kalau sekarang yang lebih ditekankan munculnya berbagai macam kelompok aliran sesat, target mereka melemahkan umat Islam. Aliran sesat seperti Lia Eden yang mengaku sebagai Jibril justru mendapat perlindungan dan simpati dari tokoh Islam terpandang seorang pendiri ICMI. Inilah yang membuat kekuatan Islam terkuras, karena selain mendapat musuh dari luar, umat Islam juga mendapat rongrongan dari dalam. Dan yang perlu diperhatikan ketika munculnya aliran sesat, seolah-olah umat Islam dibuat marah dan membuat kerusakan, maka yang tergambar Islam mengajarkan kekerasan, ini ada sebuah skenario besar. Sebetulnya pihak aparat keamanan baik kejaksaan maupun kepolisian bisa menindak aliran sesat dengan perangkat hukum yang ada, tapi terkesan lambat.
.
Pihak kejaksaan memiliki intelijen kejaksaan yang berfungsi mengawasi berbagai aliran sesat, tetapi mengapa mereka lambat?
Sebetulnya perangkat hukum, ada intel yang bertugas mengawasi dan mengkaji berbagai aliran sesat. Sekarang ini tidak ada pencegahan terhadap aliran sesat di mana kelompok aliran sesat ini mampu mempunyai beberapa anggota. Saya berpendapat keterbatasan aparat kejaksaaan atau kecanggihan kelompok aliran sesat dalam melakukan persekongkolan jahat dengan oknum aparat keamanan. Pihak aparat penegak hukum seharusnya menelusuri berbagai aliran sesat ini, termasuk tokoh yang mendukung di balik munculnya aliran sesat. Misalnya gerakan Mushadeq benar-benar hanya ajaran sesat, atau di belakangnya ada yang penggeraknya, ini butuh penelitian. Kalau Ahmadiyah sangat jelas, gerakannya didukung pemerintah Inggris yang ingin melemahkan kekuatan umat Islam. Ahmadiyah seperti duri dalam daging di tubuh Islam.
Sampai sekarang keberadaannya masih kuat karena mendapat dukungan Inggris yang menggunakan jaringan internasional. Lia Aminuddin, mendapat dukungan dari kelompok LSM yang mendapat dana dari asing, mereka menggunakan alasan pluralisme dan HAM.
.
Perlu pembaharuan hukum yang dapat menjerat aliran sesat?
Saya kira perangkat hukum yang sekarang ini perlu direformasi lagi, karena adanya dinamika aliran sesat. Aliran sesat sangat mudah menghindar dari perangkat hukum yang ada. Maka perangkat hukum perlu direvisi kembali.
.
Aliran sesat akan berlindung dengan HAM dan ini akan berurusan dengan dunia internasional?
Seharusnya pemerintah punya sikap jangan terlalu takut intervensi asing dan ini merupakan masalah martabat bangsa. Kalau ada negara asing yang protes dengan dalih kebebasan beragama, kita harus katakan pada mereka, bahwa masalah ini merupakan masalah keyakinan beragama. Di negara manapun ada aturan hukumnya, di AS sendiri ada aturan hukum tentang penistaan agama. Maka kita harus melihat sebetulnya motif di belakang munculnya berbagai macam aliran sesat ini. Bisa jadi ini hanya batu loncatan asing untuk melakukan intervensi politik terhadap bangsa Indonesia.
.
(Tabloid Dwi Mingguan INTELIJEN No 19 Th IV 2007)

Tidak ada komentar: