Kemuncuian aliran sesat Al Qiyadah Al Islamiyah ditengarai sebagai bagian Operasi intelijen Yahudi, Mossad. Kelompok pimpinan Ahmad Mushaddeq itu akan menggunakan tameng HAM dan demokrasi, untuk selanjutnya menuduh Indonesia telah mengekang kebebasan beragama.
Saat ini pihak asing tengah mempersiapkan opini bahwa Indonesia sebagai pelanggar kebebasan beragama selain pelanggar HAM. Tampilnya Mushaddeq di depan publik lewat media massa, menjadi modal utama agar Al Qiyadah Al Islamiyah kiprahnya dikenal dunia interhasional.
Nama Al Qiyadah Al Islamiyah sengaja dipilih untuk mengingatkan publik akan sisi-sisi negatif kelompok Al Qaida pimpinan Osama bin Laden. Pertimbangannya, bagi sebagian kelompok Islam, Osama dianggap sebagai pahlawan Islam karena keberaniannya melawan AS.
Al Qiyadah Al Islamiyah sengaja dimunculkan hampir bersamaan dengan maraknya protes kalangan Islam terhadap Ahmadiyah. Hal itu merupakan strategi AS. Pihak AS melihat Islam di Indonesia sebagai kekuatan yang potensial membahayakan AS. AS berharap, kekuatan kelompok Islam akan habis menghadapi berbagai kelompok aliran sesat. Pola perekrutan anggota Al Qiyadah Al Islamiyah hampir sama dengan operasi intelijen Yabudi. Seseorang yang sudah masuk menjadi anggota sulit untuk keluar, karena nyawa adalah taruhannya. Kelompok Al Qiyadah mempunyai pasukan terlatih untuk menghabisi anggota-anggotanya yang membangkang. Mereka sudah mempersiapkan berbagai skenario-skenario untuk menghadapi kelompok Islam. Selain kelompok Al Qiyadah, kelompok Ahmadiyah juga masih terus mengembangkan sayap. Ahmadiyah mendapat dukungan LSM yang dibiayai asing. Mereka mendukung Ahmadiyah atas nama kemanusiaan dan HAM.
Untuk mewujudkan tujuannya Mossad dan CIA memakai agen lokal yang sudah mendapat latihan intelijen asing. Mereka juga menyiapkan martir yang siap dijadikan target. Walaupun dalam operasi intelijen, martir ini tidak mengetahui jika yang dilakukan merupakan bagian operasi intelijen. Kasus Lia Eden juga mendapat dukungan asing. Walaupun dipenjara, Lia Eden sangat leluasa mengajarkan ajarannya dengan dukungan kader-kadernya. Mereka juga didukung LSM pro asing yang menyuarakan HAM, demokrasi dan kebebasan. Selama ini AS mendukung penuh liberalisasi Islam. Negara-negara sekutu AS juga mendukung muncul dan tersebarnya aliran sesat. Hal itu bisa dilihat dari pembelaan kaum liberal terhadap Al Qiyadah Al Islamiyah dan Ahmadiyah di Indonesia.
Sejumlah LSM Barat, seperti The Asia Foundation banyak memberikan bantuan dana. Di Yogyakarta, telah berdiri program studi Doktor Lintas Agama yang direkturnya seorang dari AS dan program ini didukung oleh tiga kampus: UGM, UIN Yogya, dan Universitas Kristen Duta Wacana. Dilihat dari programnya, terlihat adanya upaya membebaskan paham-paham dan aliran yang selama ini sudah dinyatakan sesat oleh umat Islam.
Saat ini pihak asing tengah mempersiapkan opini bahwa Indonesia sebagai pelanggar kebebasan beragama selain pelanggar HAM. Tampilnya Mushaddeq di depan publik lewat media massa, menjadi modal utama agar Al Qiyadah Al Islamiyah kiprahnya dikenal dunia interhasional.
Nama Al Qiyadah Al Islamiyah sengaja dipilih untuk mengingatkan publik akan sisi-sisi negatif kelompok Al Qaida pimpinan Osama bin Laden. Pertimbangannya, bagi sebagian kelompok Islam, Osama dianggap sebagai pahlawan Islam karena keberaniannya melawan AS.
Al Qiyadah Al Islamiyah sengaja dimunculkan hampir bersamaan dengan maraknya protes kalangan Islam terhadap Ahmadiyah. Hal itu merupakan strategi AS. Pihak AS melihat Islam di Indonesia sebagai kekuatan yang potensial membahayakan AS. AS berharap, kekuatan kelompok Islam akan habis menghadapi berbagai kelompok aliran sesat. Pola perekrutan anggota Al Qiyadah Al Islamiyah hampir sama dengan operasi intelijen Yabudi. Seseorang yang sudah masuk menjadi anggota sulit untuk keluar, karena nyawa adalah taruhannya. Kelompok Al Qiyadah mempunyai pasukan terlatih untuk menghabisi anggota-anggotanya yang membangkang. Mereka sudah mempersiapkan berbagai skenario-skenario untuk menghadapi kelompok Islam. Selain kelompok Al Qiyadah, kelompok Ahmadiyah juga masih terus mengembangkan sayap. Ahmadiyah mendapat dukungan LSM yang dibiayai asing. Mereka mendukung Ahmadiyah atas nama kemanusiaan dan HAM.
Untuk mewujudkan tujuannya Mossad dan CIA memakai agen lokal yang sudah mendapat latihan intelijen asing. Mereka juga menyiapkan martir yang siap dijadikan target. Walaupun dalam operasi intelijen, martir ini tidak mengetahui jika yang dilakukan merupakan bagian operasi intelijen. Kasus Lia Eden juga mendapat dukungan asing. Walaupun dipenjara, Lia Eden sangat leluasa mengajarkan ajarannya dengan dukungan kader-kadernya. Mereka juga didukung LSM pro asing yang menyuarakan HAM, demokrasi dan kebebasan. Selama ini AS mendukung penuh liberalisasi Islam. Negara-negara sekutu AS juga mendukung muncul dan tersebarnya aliran sesat. Hal itu bisa dilihat dari pembelaan kaum liberal terhadap Al Qiyadah Al Islamiyah dan Ahmadiyah di Indonesia.
Sejumlah LSM Barat, seperti The Asia Foundation banyak memberikan bantuan dana. Di Yogyakarta, telah berdiri program studi Doktor Lintas Agama yang direkturnya seorang dari AS dan program ini didukung oleh tiga kampus: UGM, UIN Yogya, dan Universitas Kristen Duta Wacana. Dilihat dari programnya, terlihat adanya upaya membebaskan paham-paham dan aliran yang selama ini sudah dinyatakan sesat oleh umat Islam.
(Dwi Mingguan INtelijen No 19 Th IV 2007)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar